Penyandang Disabilitas Aceh Mencapai 61 Ribu

BANDA ACEH – Jumlah penyandang disabilitas di Provinsi Aceh terus bertambah setiap tahunnya. Data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan  Aceh pada 2013 tercatat sebanyak 61 ribu masyarakat Aceh mengalami difabel atau, 1,2 persen dari 5 juta jiwa jumlah penduduk Aceh.Dan dari jumlah itu 60 persen mengalami cacat fisik yang penyebabnya antaranya karena konflik dan bencana.

Hal itu disampaikan Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah saat membuka serangkaian acara pada peringatan perayaan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember akan datang. Serangkaian kegiatan peringatan HDI 2014 di diselenggarakan di Blang Padang, Banda Aceh pada Minggu (30/11) dengan menggelar berbagai lomba olahraga, pameran lukisan, donor darah, dan pentas kesenian.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Aceh dalam pidatonya yang dibacakan Sekretaris Dinas Sosial Aceh, Burhanuddin merincikan dari jumlah 61 ribu difabel di Aceh, 60 persen merupakan penderita cacat fisik, 8,7 persen tuna netra, dan selebihnya tuna grahita dan masalah mental.

“Kita harus paham, bahwa masalah penyandang disabilitas di Aceh tidak lah semuanya sama di daerah. Untuk itu perlu membahas sinergi program-program untuk penyandang disabilitas,” kata Gubernur Aceh.

Adapun program  yang perlu ditingkat kan yaitu antaranya peningkatan kapasitas disabilitas, masalah pendidikan dan kesejahteraan, kesiapan layanan publik yang mendukung dan ramah terhadap difabel, dan aktivitas ekonomi yang cocok untuk mendorong peningkatan kesejahteraan dan kemandirian difabel.

“Secara bertahap, segala permasalahan akan Pemerintah Aceh selesaikan. Terpenting, saudara-saudari jangan pernah menyerah dan semaksimal mungkin hindari bergantung kepada orang lain,” ujar Zaini.

Gubernur Aceh dalam pidatonya juga meminta kepada difabel Aceh agar momentum HDI 2014 lebih mendorong mereka (penyandang disabilitas) lebih bekerja keras lagi, lebih kreatif, dan lebih bersemangat menjalani hidup ini.

Di akhir pidatonya, Zaini menutup dengan tiga harapan dari Pemerintah Aceh pada peringatan HDI 2014 yang mengangkat tema “Pembangunan Berkelanjutan Melalui Aksebilitas Rekayasa Teknologi Inovatif,”  yaitu menyadarkan publik tentang hak-hak kaum disabilitas, memperkuat kemandirian difabel, dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama.

Sementara itu, Rizal salah seorang difabel di Kota Banda Aceh mengatakan, perlu dukungan pemerintah terhadap program pembangunan dan layanan publik yang ramah terhadap kaum difabel di Aceh serta penyadang disabilitas diberikan hak yang sama di dalam keterlibatannya di dalam pembangunan.

Ketika ditanya apa yang beda pada peringatan HDI 20 14 kali ini, Rizal spontan menjawab peringatan HDI yang sudah diperingati sejak 2006 pasca tsunami oleh penyandang disabilitas Aceh adalah keterlibatan pemerintah dalam peringatan tersebut.

“Tahun ini ada keterlibatan pemerintah. Jika tahun-tahun yang sudah penghargaan yang diberikan dunia kepada kami ini yaitu peringatan Hari Disabilitas Internasional tiap tahunnya yang jatuh pada 3 Desember kami peringati secara sederhana di kalangan kami sendiri di Taman Budaya,” kata Rizal.

Serangkaian kegiatan peringatan HDI 2014 yang diselenggarakan Dinas Sosial Aceh yaitu sosialisasi dan publikasi di media cetak, bakti sosial, aneka perlombaan seperti antaranya lomba catur, lomba orientasi kursi roda, orientasi mobilitas, marathon khusus tuna netra, dan lomba karoke. Hari ini, Senin (1/12) sekitar pukul 14.00 WIB akan digelar karnaval disabilitas yang startnya dari depan halaman Kantor Dinas Sosial Aceh di Jalan Iskandar Muda. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *