Penderita HIV/AIDS di Merauke Tembus Angka 2.349 Orang dan 30 Persen ODHA Meninggal

MERAUKE | AcehNews.net – Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua setiap tahunnya mengalami peningkatan. Jika dilihat lima tahun terakhir, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) pada 2015 tercatat sebanyak 99 orang, 2016 sebanyak 115 orang, 2017 sebanyak 106 orang, 2018 sebanyak 132 orang, dan 2019 sebanyak 146 orang.
Total jumlah AIDS Kabupaten Merauke sejak 1992 sampai dengan Desember 2019 sebanyak 2.349 orang.

Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Merauke, dr. Stevanus E. Osok, M.Kes mengungkapkan, kurang lebih 30 persen ODHA meninggal karena HIV/AIDS. Pada 2015 sebanyak 40 ODHA meninggal, 2016 sebanyak 40 ODHA meninggal, 2017 sebanyak 36 ODHA meninggal, 2018 sebanyak 38 ODHA meninggal dan 2019 sebanyak 69 ODHA meninggal.

“Kita mau tidak boleh lebih dari 10 persen ODHA meninggal. Caranya semua ODHA harus minum obat, penderita HIV harus dapat ARV,” ujarnya kepada AcehNews.net di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu, 29 Januari 2020.

Kata Osok, kurang lebih 30 persen ODHA meninggal akibat HIV/AIDS yang diderita karena tidak rutin berobat dan terlambat. “Biasanya, ODHA sembunyi tidak mau diperiksa. Ketika sudah sakit parah baru periksa kesehatan. Seharusnya dalam keadaan sehat pun ODHA dan siapapun perlu melakukan periksa kesehatan,” kata dia lagi.

Oleh karenanya, 10 strategi penanggulangan HIV/AIDS digencarkan antara lain, KIE, IMS kontrol, VCT, kondom, ARV, PMTCT, pendampingan, skrining darah, dan sirkumsisi digencarkan pelaksanaannya. Terutama tiga strategi dilakukan KPA Merauke yakni VCT, pengobatan ARV, dan pendampingan ODHA.

“Ini guna pencapaian tujuan akhir program KPA secara nasional 3.0 yakni jangan sampai ada inveksi baru, jangan sampai ODHA meninggal karena HIV/AIDS, dan menghilangkan stigmatisasi masyarakat takut periksa HIV/AIDS,” tegasnya.

Dalam menjalankan program, KPA menggandeng tim kesehatan dari Dinas Kesehatan, RSUD, RSBP, RS AL, RS AD, klinik, puskesmas di Kota dan pinggiran seperti Rimba Jaya, Kuprik dan Tanah Miring serta tokoh-tokoh agama, mahasiswa, organisasi kepemudaan seperti HMI, GMKI dan lain-lain.

“Seperti hari ini (29 Januari 2020, red) kita rapat koordinasi, mengevaluasi bagaimana pencapaian 10 strategi penanggulan HIV/AIDS. Kita harapkan kelompok ini mengedukasi ke masyarakat supaya datang VCT,” tandas Osok seraya mengakui, program yang dijalankan selama ini belum maksimal karena ada hambatan-hambatan. (Hidayatillah)

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *