Pemuda Asli Papua Bernama Jawa itu Akhirnya Jadi Tentara

MERAUKE | AcehNews.net – Seorang pemuda asli Papua dari suku Auyu Kabupaten Mappi bernama Jawa, Dwi Cahyono yang bercita-cita sejak Sekolah Dasar (SD) menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) akhirnya terwujud setelah dinyatakan lulus seleksi menjadi perajurit Tamtama PK TNI AD Gelombang I tahun 2020 binaan koramil 1707-07/Keppi Kodim 1707/Merauke.

Sidang Parade Pantukhir Calon Tamtama Prajurit Karier salah satu calon prajurit Tamtama PK ini membuat Danrem 174/Anim Ti Waninggap (ATW), Kolonel Inf Bangun Nawoko terkesan dan terkejut ada putra Papua tapi namanya Jawa. Selain itu, anak tersebut juga pandai berbicara menggunakan bahasa Jawa.

Lantas, pucuk pimpinan Korem 174/ATW menanyakan langsung kepada Dwi Cahyono kenapa bernama dan mahir berbahasa Jawa? Pria kelahiran Merauke, 26 Agustus 1998 ini pun menjawab dengan bahasa Jawa bahwa Ia anak yatim yang diasuh oleh pasangan Mardi Santoso dengan Ibu Parinten sejak umur tiga hari terlahir kedunia hingga sampai saat ini lulus seleksi menjadi calon prajurit TNI AD. Yang sebelumya anak tersebut dilahirkan dari pasangan orang asli Papua suku Auyu, Agustinus Hemi Kumuda Dan Yulita Pari Kumuda.

“Saya merasa bangga bisa lulus menjadi prajurit TNI dan Saya mengucapkan terima kasih untuk kedua orangtua angkat Saya yang telah mengangkat saya jadi anak kandungnya sampai saya besar, bisa menempuh pendidikan SD, SMP,SMK hingga saya jadi prajurit TNI AD,” ucap Dwi Cahyono dalam rilis yang diterima AcehNews.net, Selasa (26/5/2020).

Ditemui di kediamannya, orangtua angkat Dwi Cahyono merasa bersyukur mendengar kabar anaknya lulus menjadi TNI AD.

“Saya merawat mulai umur tiga hari. Saya besarkan, saya sekolahkan biar (supaya, red) Dwi Cahyono pintar. Apalagi anak saya ini cita-citanya ingin jadi menjadi tentara. Kebetulan koramil bisa menerima, Saya berterima kasih,“ ungkap Mardi santoso, ayah pengasuh putera Papua ini didampingi istrinya dengan mata berkaca-kaca.

Setelah tamat SMK, sambungnya, Dwi Santoso ingin mendaftar masuk tentara di koramil dan diterima selanjutnya dibina oleh koramil, namun pada kesempatan pertamanya mengalami kegagalan di penerimaan Tamtama PK gelombang 2 Sumber Pedalaman Tahun 2019, terkendala oleh alokasi.

“Hal tersebut tidak menyurutkan keinginannya untuk menjadi tentara sehingga pada awal 2020 anak saya ini kembali mendaftarkan di Koramil. Syukur Alhamdulillah saya mendengar kabar bahwa anak saya ini lulus dan akan menjadi tentara,” tutur Mardi Santoso penuh haru.

Sementara itu, menurut Sertu Roil, anggota perwakilan koramil 1707-07/Keppi selaku pembina sehari-hari menyampaikan, selama di Merauke anak-anak yang berasal dari Mappi semuanya ditampung di rumahnya dan melakukan pembinaan latihan fisik maupun psikologi di Kodim 1707/Merauke. (Hidayatillah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *