Pemko dan BWS Bahas Strategi Penanggulangan Banjir  

BANDA ACEH – Pemerintah Kota Banda Aceh bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I membahas strategis penanggulangan banjir dan sarana air bersih di kota Banda Aceh.

“Kita membahas sejumlah persoalan, terutama strategi terkait penanggulan banjir dan sarana air bersih di Banda Aceh,”ujar Sekdakota Banda Aceh Bahagia, dalam pertemuan antara Pemko dan BWS di ruang rapat Walikota Banda Aceh.

Turut hadir dalam pertemuan itu, diantaranya Asisten Keistimewaan Ekonomi dan Pembangunan, Ir Gusmeri, kepala PU, Ir Samsul Bahri MSi, Kepala PDAM Tirta Daroy, Junaidi, Kepala BPBD, Drs Ridwan, Kepala Dinsosnaker, Drs Tarmizi Yahya MM dan sejumlah pejabat lainnya.

Sekdakota menjelaskan, pertemuan dengan pihak Balai Wilayah Sungai ini dilakukan untuk membahas sejumlah persoalan yang sedang dihadapi Pemko Banda Aceh.

“Ini sudah menjadi persoalan musiman dimana ketika musim hujan, banjir kerap terjadi di sejumlah lokasi di Banda Aceh, terutama daerah-daerah yang lokasinya agak rendah. Tentunya persoalan ini perlu kita koordinasikan dengan pihak BWS,” ujar Sekda.

Dikatakannya, ada beberapa persolan teknis yang dikoordinasikan, terutama penyebab terjadinya banjir. Dari hasil survey yang telah dilakukan beberapa waktu lalu, ada beberapa penyebab terjadinya banjir di Banda Aceh, yakni tingginya debit air yang mengalir ke Krueng Aceh dan banyaknya pintu air yang tidak berfungsi dengan baik disepanjang aliran Krueng Aceh.

“Debit air seharusnya lebih banyak mengalir ke Krueng Cut yang di Lamnyong daripada ke Krueng Aceh, namun yang terjadi sebaliknya. Mungkin salah satu caranya nanti akan kita lakukan pengerukan di muara Krueng Cut yang saat ini kondisi sedimennya sudah sangat tinggi,” ungkap Bahagia.

Lebih lanjut, Sekda menambahkan, Pemko juga akan memperbaiki 33 pintu air dari 38 pintu air yang bermasalah. “Pintu yang tidak berfungsi 33 pintu, itu akan kita perbaiki nanti dan dananya sudah kita anggarkan tahun ini. Terkait dengan penyediaan air bersih, ada beberpa hal yang dibicarakan seperti kemungkinan mencari sumber air baru dan pembangunan WTP yang baru untuk memenuhi pertumbuhan konsumen yang semakin meningkat.

Sementara itu, Kepala BWS Sumatera I, Ir Muradi ME membenarkan bahwa debit air yang seharusnya mengarah ke Krueng Cut adalah 1300 M3/detik, ke krueng Aceh 900 M3/detik. namun yang  terjadi sebaliknya.

“Pengerukan muara Krueng Cut ini tentunya butuh dana. solusinya kita minta Walikota menyurati Kementerian untuk kebutuhan ini karena harus di anggarkan dulu biayanya,” kata Muradi. (agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *