HUT ke-811 Tahun,
Pemko Banda Aceh Serahkan 40 Madani Award kepada Masyarakat

AcehNews.net|BANDA ACEH – Pemerintah Kota Banda Aceh memberikan sebanyak 40 penghargaan Madani Award 2016 kepada lembaga, kelompok, dan personal yang dinilai telah membantu dan bekerjasama dalam membangun Kota Banda Aceh menjadi Kota Madani.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Walikota Banda Aceh, Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal SE, pada puncak Hut Kota Banda Aceh ke-811 tahun yang digelar di Gedung AAC Dayan Dawood, Unsyiah, Senin malam kemarin, (09/05/2016).

Illiza dalam sambutannya mengatakan, penghargaan itu diberikan atas dedikasi dan kerjasama antar perorangan, kelompok maupun lembaga yang telah membantu pembangunan Kota Banda Aceh kearah yang lebih baik.

Beberapa organisasi pers yang menerima Madani Award 2016.|Oga Umar Dhani

Beberapa organisasi pers dan kelompok masyarakat yang menerima Madani Award 2016.|Oga Umar Dhani

Beberapa lembaga yang menerima penghargaan tersebut diantaranya Pewarta Foto Indonesia Aceh (PFIA), Persatuan Wartawan Indonesia Aceh (PWIA), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Aceh (IJTIA), Forum Jurnalis Perempuan Indonesia Aceh (FJPIA), Palang Merah Indonesia (PMI) Banda Aceh, RAPI Aceh, RAPI Banda Aceh, Yayasan Darah Untuk Aceh, SMAN 1, SMAN 3, SMAN 11, SMAN 7, dan SMA Negeri 10 Fajar Harapan.

Sementara yang memperoleh Penghargaan Perorangan diantaranya Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M. Eng (Rektor Unsyiah), Drs. Tgk. H. A. Rahman Kaoy (sosok yang konsisten berdakwah dalam segala bidang), Husni (sosok masyarakat mandiri penyandang disabilitas), Ratna Eliza (sosok peduli kanker anak), dan Despriani Zamzami (sosok peduli kegiatan sosial).

Kepada para yang mendapat penghargaan dan masyarakat Walikota Banda Aceh berharap semoga dapat membatu dalam segala bidang untuk menuju pembangunan Banda Aceh menuju Kota Madani.

“Semoga dengan penghargaan ini, para penerima dapat lebih berpartisipasi lagi terhadap pembangunan Kota Banda Aceh” harap Illiza.

Ketua FJPI Aceh, Saniah LS mengatakan, penghargaan yang diraih dapat memberi spirit dan motivasi bagi jurnalis perempuan di Aceh dan di Indonesia, agar terus mencerdaskan masyarakat dengan berita-berita yang tidak menimbulkan bias gender.

Kata Saniah, pers merupakan pilar keempat demokrasi.  Pers di dalamnya ada jurnalis, redaktur, dan Pimpinan Redaksi (Pemred), di dalam mencari, mengolah, dan menulis berita, mengedepankan etika, moral, dan hati nurani, serta menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, mematuhi Undang-Undang Pers, dan menjalankan fungsi pers.

“Pers menyuarakan kepentingan publik dan tidak berpihak kepada pemerintah atau kelompok politik. Jika pers mengeritik pemerintah dengan pemberitaan, agar arah pembangunan lebih baik dan menyetuh masyarakat, pemerintah jangan marah. Begitu pun sebaliknya jangan jika pemerintah sudah benar, dicari-cari kesalahan, dan ujung-ujungnya untuk tujuan pemasangan iklan,” demikian tutur Saniah.

Saniah mengatakan, baru Banda Aceh yang memberi award kepada organisasi pers,  Ketua FJPI Aceh ini menyarankan agar Pemko kedepannya dapat memberi award kepada media cetak, online, dan elektronik yang berperan serta mensukseskan pembangunan dengan berita-berita yang mencerdaskan masyarakat dan media yang menyediakan ruang kepada penyandang disabilitas, anak, dan perempuan.   (oga)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *