Seminar Digagasi Komunitas Masyarakat Tanpa Riba Papua,
Muslim di Merauke Akan Diajarkan Cara Sukses Mengembangkan Harta Tanpa Riba

MERAUKE | AcehNews.net – Baru hadir di Merauke, Komunitas Masyarakat Tanpa Riba (MTR) Papua telah memberi kejutan-kejutan. Memulai dengan menggelar seminar spektakuler Sukses Mengembangkan Harta Tanpa Riba (SMHTR)pada 2019 dan kegiatan edukasi kepada seluruh elemen masyarakat serta mengajak pengusaha berbisnis tanpa mengandalkan utang yang mengandung riba.

Tahun ini, Korwil MTR Papua kembali akan menghelat seminar bertaraf internasional SMHTR pada 1 hingga 2 April 2020 mendatang, dibuka dengan kegiatan temu pengusaha dan warga SyaREA world di Hotel Halogen Merauke, Papua, pada Ahad lalu, (8/3/2020).

Wakil panitia SMHTR Papua, Didik Tri Yuwono menuturkan, agenda besar itu akan dihadiri 250 hingga 300 peserta baik pengusaha maupun warga MTR dari Merauke, Nabire, Jayapura, Boven Digoel, Mappi dan Papua Barat.

“Sangat dahsyat ilmu yang dirasakan dan didapat. Saya sudah ratusan kali ikut seminar di Indonesia maupun luar, paling spektakuler Saya rasakan di SMHTR. Mindset kita benar-benar dirubah, jadi paham bahaya berutang. Boleh utang mungkin untuk mengisi perut tapi kalau utang untuk usaha bisnis itu salah,” terangnya kepada AcheNews.net disela-sela kegiatan.

Dia mengakui, tabiat buruk berutang itu terbukti karena hampir seluruh masyarakat ekonomi menengah ke bawah sangat kecanduan oleh utang. Padahal dengan berutang justru hidup makin susah, tak jarang akibat terlilit utang kini banyak yang bunuh diri.

Dikesempatan yang sama, Korwil MTR Papua, Multazam menjelaskan, sudah ratusan pegiat MTR Merauke yang tergabung dalam gerakan sosial kemasyarakatan, dakwah bebas utang riba pada semua elemen masyarakat dan kepedulian sosial terhadap korban bencana tersebut.

“Kami jalin silaturahmi dan bersahabat dengan komunitas lainnya. Mengajak mereka agar tahu bahaya buruk utang. Utang bukan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Alhamdulillah di Merauke pegiat MTR makin solid dan mendekatkan diri kepada Alloh SWT,” demikian ucap pria berdarah Makassar yang akrab disapa Ochank ini.

Ketika ada umat islam yang terlajur berhutang maka dianjurkan wajib membayar. Selain itu, memohon kepada pihak perbankan yang memberi pinjaman untuk memberi kemudahan kepada nasabahnya untuk menyelesaikan utang.

“Kita bukan pengemplang utang, bukan tidak mau berutang. Kita tetap menyelesaikan utang, kita silaturahmi ke pihak perbankan,” bebernya.

Salah satu pegiat MTR, Reza mengakui, program MTR sesuai SOP ada aneka kegiatan baik melalui seminar mendatangkan coach dari luar, kajian di masjid-masjid, bahkan rutin tim menyebar ke rumah warga yang terlilit utang untuk memberi penguatan.

MTR mendorong warganya untuk memajukan usaha dan mengembangkan kerjasama guna menumbuhkan ekonomi pada sektor riil berbasis Syariah serta membangun kepedulian sesama umat dalam ukhuwah berlandaskan aqidah Islam. (Hidayatillah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *