Perwal Sudah Dibuat,
Mulai Februari Belanja Pakai Plastik di Banda Aceh Bayar

AcehNews.net|BANDA ACEH –  Kota Banda Aceh menjadi salah satu pilot project plastik berbayar yang akan diterapkan Pemerintah Indonesia pada 21 Februari 2016 mendatang. Untuk mendukung itu, Pemerintah Kota Banda Aceh sedang mengodok Peraturan Walikota yang recananya akan selesai pada awal Februari ini.

Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE di Jakarta, Jumat (22/01/2016) kepada AcehNews.net mengatakan, Perwal tentang Penggunaan Sampah Plastik dalam Berbelanja itu melibatkan Biro Hukum Pemko Banda Aceh, Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (D3K), dan Dinas Perindustrian.

“Insya Allah sebelum diterapkan nanti akan disosilisasikan dulu kepada masyarakat. Nanti kita mulai menerapkan di mall, swalayan dan supermarket. Kemudian baru ke pasar tradisional,” kata Illiza.

Lanjutnya, bersama 20 Bupati/Walikota berbagai daerah di Indonesia, Kamis kemarin (21/01/2016) di ruang rapat Kalpataru Gedung B Lantai II Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Jalan DI Panjaitan, Kav 24, Kebun Nenas, Jakarta Timur, menghadiri rapat yang dipimpin oleh Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Kementerian LHK, Tuti Hendrawati Mintarsih

“Ada 21 Kabupaten/Kota di Indonesia yang akan menjadi Pilot Project dari program ini, salah satunya kota kita, Banda Aceh,”sebut Illiza.

Selain Kota Banda Aceh, DKI Jakarta, Bandung, Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palembang, Medan, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Ambon, dan Jayapura.

Selama ini Pemko Banda Aceh telah melakukan sosiaslisasi mengenai pengurangan sampah plastik di 19 desa (gampong) di Banda Aceh pada 2015 lalu dan akan melanjutkan sosialisasi kepada 20 Gampong lagi di tahun ini.

Selain itu upaya lain yang akan dilakukan Pemko  Banda Aceh untuk menyukseskan program ini adalah melakukan kerjasama dengan komunitas hijau.

“Ini semua untuk keberlangsungan hidup anak cucu kita. Apalagi berdasarkan penelitian limbah kantong plastik  baru akan terurai selama 100 tahun. Banyangkan jika ini tidak kita lakukan dari sekarang bagaimana dengan keberlangsungan hidup anak cucu kita kelak,”tutur Illiza.

Illiza mengatakan, dia belum mengetahui berapa besaran biaya yang harus dikeluarga konsumen untuk mendapatkan sebuah kantong palstik untuk mengisi barang belanjaan. Untuk itu dia menghimbau warganya ikut mensukseskan program pemerintah ini dan jika belanja disarankannya membawa kantong belanja dari bahan yang tidak merusak lingkungan.

“Awalnya mungkin sulit, tapi lama kelamaan pasti warga akan terbiasa. Semua ini demi menjaga lingkungan dan keberlangsungan hidup anak cucu kita nanti,” demikian kata Illiza.

Kementerian LHK menghitung, selama 10 tahun terakhir penggunaan kantong plastik terus meningkat. Dalam satu dekade, sekitar 9,8 miliar lembar kantong plastik digunakan oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah itu, hampir 95 persen kantong plastik menjadi sampah. Sedangkan tanah butuh waktu yang sangat lama mengurai sampah plastik. (Ads)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *