Masyarakat Mandala Merauke Mulai Tertarik Menabung di Bank Sampah

MERAUKE | AcehNews.Net – Sejak dicanangkan sebagai kawasan percontohan bebas sampah, sejumlah warga di Jalan Prajurit, Kelurahan Mandala, membangun bank sampah mandiri pertama di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua.

Lurah Mandala Merauke, Junaidi, kepada AcehNews.Net menuturkan, pihaknya menggagas pembentukan bank sampah mandiri bersama pengurus sampah dan karang taruna setempat guna menindaklanjuti kawasan percontohan bebas sampah.

“Program bank sampah mandiri tujuannya untuk memotivasi masyarakat sekitar di Kelurahan Mandala khususnya agar bisa menjaga lingkungan sehat dan bersih. Memilah sampah dari rumah ke rumah, menjaga kebersihan karena bagaimanapun kami di jalan prajurit jadi Kawasan bebas sampah tentu harus memotivasi masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarangan,” bebernya, Rabu (3/2/2021).

Junaidi mengimbau masyarakat agar tidak tidak membuang sampah sembarangan karena sampah masih memiliki nilai ekonomis dan bisa ditabung di bank sampah mandiri menghasilkan rupiah.

“Hari ini saya datang ke bank sampah untuk mendaftar sebagai nasabah bank sampah. Harapannya, masyarakat juga mau menabung menjadi nasabah bank sampah,” lugasnya.

Dikesempatan yang sama, Ketua pengelola Bank Sampah Mandiri Jl. Prajurit – Merauke, Indayati kepada media ini mengatakan, pendaftaran Lurah Mandala menjadi nasabah bank sampah maka menggenapkan total jumlah menjadi 40 nasabah yang didaftar oleh pengurus. Bank Sampah Mandiri digagas pada 2019 dan diresmikan Maret 2020.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Merauke pun turut mendukung administrasi bank sampah yang masih dilakukan secara manual. Baru-baru ini DLH memberikan sebuah kendaraan roda tiga untuk melancarkan tugas para pengurus bank sampah ketika sosialisasi ke toko/kios maupun mengangkut sampah nasabah.

“Alhamdulillah sekarang kita mulai sosialisasi ke toko, kios, dan pendekatan kepada masyarakat karena sudah ada kendaraan roda tiga untuk menjemput sampah. Kemarin belum ada kendaraan ya manual, nasabah membawa sampahnya sedikit demi sedikit,” ungkap nya.

Diakuinya, sosialisasi masih perlu dilakukan secara kontinyu karena belum banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan Bank Sampah Mandiri. Bahkan, minat masyarakat untuk menabung dari sampahnya itu masih minim.

“Masyarakat ada yang belum mengerti pentingnya bank sampah. Kita terus memberikan pengetahuan supaya sampah bisa diolah dan ditabung. Sampah ditabung jadi uang, memang terlihat tidak seberapa nominalnya tapi mungkin suatu saat akan banyak. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit,” ujar Indayati. Seraya menambahkan pihaknya bekerjasama dengan pengepul selaku pencacah yang akan mengirim ke Jawa.

Sementara itu, sekretaris Bank Sampah Mandiri Merauke, Yudistira menjelaskan, tabungan nasabah sudah ada yang diambil dan ada yang tetap ditabung. Total sampah yang ditampung jika diuangkan sudah tercatat Rp2,8 juta.

“Karena transaksi satu orang Rp27.500. banyak yang kurang aktif, bisa satu bulan sekali bahkan tiga bulan sekali baru menabung sampahnya. Ada beberapa yang mengambil uangnya. Rencana kedepan, kita akan mengolah sampah organik menjadi pupuk,” kata Yudistira seraya menerangkan, syarat menjadi nasabah bank sampah hanya KTP atau identitas lain dan membawa sampah.

Pengelola bank sampah, Hanova emn, menambahkan, pihaknya masih memiliki keterbatasan sarana prasarana dan masih melakukan secara manual. “Ada yang menawarkan sampah botol dan plastik namun kami belum punya alat pres, belum ada pencacahnya maka sementara tidak menerima,” demikian pungkasnya (Hidayatillah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *