Malam Budaya Aceh Akan Digelar di Malaysia  

BANDA ACEH – Menteri Penasehat Sosio Budaya Kerajaan Malaysia, YBhg Tan Sri Dr. Rais Yatim kepada wartawan usai menjamu makan siang budayawan, sejarahwan, seniman, organisasi pers di Aceh, dan sejumlah tokoh masyarakat di Rumoh Aceh Kupi Luwak, di Banda Aceh, Jumat (14/11) mengatakan, Kerajaan Malaysia berencana akan mengadakan malam budaya Aceh di sana.

“Sekumpulan orang-orang Aceh di Malaysia akan mengundang kawan-kawan di sini untuk membuat persembahan pementasan seni. Nanti Ketua MAA, Bapak  Badruzzaman kami minta juga hadir, diharapkan beliau bisa memaparkan apa saja kebudayaan dan adat istiadat Aceh, karena Malaysia dan Aceh kan ada kemiripan kebudayaannya, ” kata Tan Sri Rais Yatim yang didampingi asisten dan istrinya yang turut serta berkunjung ke Kota Banda Aceh melihat sejumlah objek wisata tsunami.

Penulis buku “Pantun & Bahasa Indah” ini juga mengatakan, sudah saatnya budaya Melayu Nusantara diperkuatkan kembali di Asia, khususnya budaya Melayu di Aceh sehingga diharapkan masyarakat Melayu di Malaysia mengetahui banyak tentang kebudayaan dan adat istiadat Aceh yang memiliki kesamaan dengan budaya dan adat istiadat melayu di Malaysia.

“Kita ini sama kan, Aceh dan Malaysia sudah didekatkan sejak Kerajaan Aceh masa Sultan Iskandar Muda. Kemudian bahasa saja kita serumpun, antara Indonesia dan Malaysia. Bisa saling memahami saat kita berbicara, mudah dimengerti bahasa Melayu kita. Bahasa Melayu juga perlu kita perkuat di Asia. Ada banyak bangsa Melayu di Asia, di Malaysia, Indonesia, Brunai, dan Petani, mari kita perkuat kembali budaya Melayu Nusantara yang dekat dengan ajaran Islam,” tutur pria yang lahir di Jelebu, Negeri Sembilan, 15 April 1942 silam ini lagi.

Menurut Tan Sri Rais Yatim, pementasan seni budaya melayu nusantara khususnya budaya Melayu di Aceh sangat disukai banyak masyarakat dunia dan Asia. Jadi menurutnya negara-negara Asia yang sangat kuat budaya Melayunya tidak perlu mengundang Beatle dari Amerika Serikat atau artis Korea untuk datang ke negara mereka.

“Artis melayu bisa juga menghipnotis kita juga ‘kan, buktinya seperti kita lihat tadi bagaimana senator Aceh, Rafli membawakan lagu dengan syair-syair yang indah, menyentuh, dan membuat kita terkagum-kagum mendengarkan semuanya syair-syair indah yang lantunkannya tadi itu, saya dan istri pun teringin menyanyi bersama,” tuturnya memuji suara Rafli Kande, musisi Aceh yang kini sudah duduk di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Rais Yatim menilai bahwa kebudayaan Melayu Indonesia, khususnya Aceh maupun Malaysia sudah sepantasnya lebih mendunia dibandingkan dengan kebudayaan negara lain. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa kebudayaan Melayu dapat melebihi kebudayaan Korea yang sudah menghipnotis Asia kini.

“Mengapa kita tidak membangun silaturahmi yang kuat dari segi ekonominya. Indonesia tetap dengan Indonesianya dan Malaysia tetap dengan Malaysianya,” katanya lagi.

Rencananya, Rais Yatim juga akan mengundang wartawan dari Aceh untuk meliput pementasan seni itu nantinya. Ia menilai bahwa wartawan berpengaruh penting untuk melestarikan kebudayaan Melayu.

Saat ditanyakan bagaimana cara Malaysia melestarikan budayanya, ia mengatakan bahwa prasarana dan sarana di sana sudah tersedia. Meskipun dukungan pemerintah termasuk kuat namun tantangan-tantangan tetap ada. Misalkan dari segi politik, masih ada banyak pihak yang tidak berani dengan lantang melestarikan kebudayaan Melayu.

“Kalau mereka tidak lantang biar saya yang lantangkan,” tengas Tan Sri Rais Yatim.

Sementara itu, Ketua Majelis Adat Aceh, Badruzzaman kepada wartawan mengatakan, intiknya Aceh sangat menyambut baik rencana pementasan seni Aceh yang akan digelar di Malayasia. Menurutnya Malaysia telah membuka “pintu” dan Aceh siap menjadi tamu yang baik di sana untuk memperkenalkan budaya dan adat istiadat Aceh.

“Nanti kami akan duduk bersama, membicarakan hal ini dan MAA juga mengingikan masukan dari para wartawan untuk persiapan pementasan seni di sana,” kata Badruzzaman.

Selama di Banda Aceh, Menteri Penasehat Sosio Budaya Kerjaan Malaysia bersama rombongan didampingi oleh Ketua MAA terlah berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman, kuburan massal, dan sejumlah objek wisata tsunami dan sejarah lainnya. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *