Mahasiswa Abulyatama Diberi Pemahaman Kependudukan

AcehNews.net | BANDA ACEH – Ratusan mahasiswa Universitas Abulyatama diberi pemahaman tentang kependudukan yang diharapkan dapat meningkatkan minat dan bakat remaja Aceh terhadap pendidikan kependudukan. Serta menjadikan materi kependudukan bisa menjadi salah satu mata kuliah pelajaran di kampus tersebut.

Kuliah umum tentang Bonus Demografi dalam Perspektif Kependudukan disampaikan oleh Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia Nofrijal, SP, MA, Kamis (02/03/2017), di Aula Lantai 2 Universitas Abulyatama, Kabupaten Aceh Besar.

Turut hadir Kepala Biro Umum dari BKKBN RI, Dra. Maryana, MM, Wakil Rektor, Drs. Saipuddin M.Pd, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh, Dr. dr. M. Yani, M.Kes, PKK, Kabid Pengendalian Penduduk, Irma Dimyati, SE, M.Si, Kabid ADPIN, Ir Nurzikra Hayati, Sekretaris, M. Razali, SE, dan Ka Latbang, Drs. Saflawi, TR, MM, dan para Kasubbid di Dalduk.

Dalam sambutanya, Kaper BKKBN Provinsi Aceh mengatakan, mahasiswa adalah cara startegis untuk menyampaikan pesan-pesan kependudukan karena mahasiswa kedepannya sebagai calon pemimpin. Lewat kuliah umum tentang kependudukan ini diharapkan mahasiswa akan memiliki konsep dan wawasan kependudukan dalam kerangka pemikirannya dalam pembangunan.

“Jika nanti adek-adek menjadi pemimpin, konsep pembangunan berwawasan kependudukan ini sudah ada dalam kerangka pikiran adek-adek. Pembangunan kependudukan artinya tidak saja manusia sebagai sasaran atau obyek nya tetapi juga sebagai subyek dalam pembangunan,” kata dr. M. Yani di depan ratusan mahasiswa Universitas Abulyatama.

Pada kesempatan itu dr. M. Yani juga berharap setelah mengikuti kuliah umum ini, para mahasiswa bisa menjadi corong untuk menyampaikan kepada masyarakat tentang program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).

Sebelum kuliah umum diberikan, Wakil Rektor Universitas Abulyatama, Drs. Saifuddin, M.Pd memberikan cindera mata kepada Sekretaris Utama BKKBN RI, Nofrijal, SP, MA yang disaksikan Kaper dan Kepala Biro Umum BKKBN RI.

Nofrijal, SP, MA pada awal kuliah umum tentang Bonus Demografi dalam Perspektif Kependudukan menyampaikan tentang sembilan agenda prioritas pembangunan 2015-2019 (nawa cita). Ada tiga nawa cita (3,5, dan 8) yang menjadi prioritas dalam program KKBPK. Nawa cita ketiga yaitu, membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-derah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Nawa cita kelima yaitu, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dan kedelapan melakukan revolusi karakter bangsa.

“Dalam program BKKBN, kami memulai dari hulu. Hulu artinya membangun sumber daya manusia sejak dini atau sejak awal. Ada dua faktor membangun yaitu, sejauh mana kita mengenal proses keberadaan manusia (dari bertemunya sel sperma dengan indung telur hingga hamil dan melahirkan) dan membangun peradaban manusia,” kata Nofrijal.

Lanjutnya, BKKBN mulai menjalankan program kerjanya dari dasar. Makanya BKKBN membangun dari hulu sekali. “Di sini BKKBN tidak bisa bekerja sendiri perlu mitra kerja untuk membantu sukseskan program kerjanya. Kemudian industri hulu akan mewarnai dari hulu ke muara. Kalau hulunya sudah tercemar maka muara juga akan tercemar,” katanya lagi.

Sekretaris Utama BKKBN RI, selain itu juga menyinggung soal tiga dimensi pembangunan yaitu dimensi pembangunan manusia, dimensi pembangunan kependudukan, dan dimensi pembangunan global.

Jelasnya, dimensin pembangunan manusia yang dimaksud yaitu, bersentuhan langsung dengan persoalan pendidikan, kesehatan, dan pendapatan. Dimensi pembangunan kependudukan bersentuhan dengan kuantitas, dimana laju pertumbuhan penduduk dikendalikan. Kemudian kualitas sumber daya manusia ditingkatkan, mobilitas penduduk diarahkan ke arah yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan masyarakat, dan kemudian menbuat data keluarga mikro by name by adress.Sedangkan dimensi pembangunan global terkait dengan MDG/SDG’S, hak-hak reproduksi, dan pasar bebas.

“Bonus demografi dan Indonesia emas 2045, akan bisa kita dicapai jika syarat manusia berkualitas yang kompeten dan berakarakter sudah tercapai dalam pembangunan keluarga. Untuk membentul karakter perlu revolusi mental. Selain itu kita juga fokus pada pembangunan ketahanan kelurga. Untuk mencapai itu maka di dalam keluarga perlu menanamkan delapan fungsi keluarga. Fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan fungsi lingkungan,” demikian tutupnya. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *