llliza Tinjau Lokasi Banjir Hingga Malam Hari

BANDA ACEH – Usai menerima Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2015 dari Gubernur Aceh di Gedung Keuangan Negara Perwakilan Aceh, Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal SE meninjau lokasi banjir di Gampong Kampung Ateuk Pahlawan, Banda Aceh, Senin (22/12).

Lokasi yang didatangi Illiza tepat berada di belakang Gedung Keuangan Negara. Dalam kesempatan itu, Illiza berdiskusi dan menerima masukan dari warga soal penanganan banjir yang merendam sekira 500 rumah di kawasan tersebut.

Kepada Illiza, warga mengeluhkan pintu air yang tidak berfungsi maksimal sehingga merendam pemukiman mereka. “Air naik sejak pagi tadi karena pintu air tersumbat,” kata Edi, seorang warga setempat.

Menjawab keluhan warga, Walikota segera menginstruksikan jajarannya untuk mengerahkan pompa air agar banjir bisa segera diatasi. Selain itu, agar banjir tidak kembali terulang, Illiza juga meminta dinas terkait untuk segera memperbaiki pintu air yang tersumbat.

Illiza tidak saja melakukan tinjaun ke lokasi banjir tetapi juga ke sejumlah pintu air yang berada di sekitaran Krueng Daroy dan Krueng Aceh. Illiza tidak berjalan sendiri, dia mengajak semua kepala dinas untuk mencari solusi agar permasalahan banjir tidak terulang lagi. Apalagi jika banjir kiriman dari air gunung dari Aceh Besar tidak bisa ditampung Krueng Aceh yang mengakibatkan air mengenangi rumah warga di sekitar sungai tersebut.

“Ada sekitar 140-an pintu air yang umumnya kondisi sudah berkarat dan tidak berfungsi dengan baik. Tadi Bu Walikota sudah meminta kami untuk menghitung kembali anggaran untuk perbaikan pintu air. Meski awalnya Pemko sudah memplotkan anggaran sebesar Rp200 juta pada 2015 untuk perbaikan pintu air yang tidak berfungsi dengan baik,” jelas Kepala Dinas PU Kota Banda Aceh, Gusmeri kepada AcehNews.net, Selasa (23/12) di Banda Aceh.

Gusmeri ikut dalam kunjungan bersama Walikota Banda Aceh hingga berakhir pukul 24.00 WIB. Menurut Gusmeri, selama ini masalah banjir di Banda Aceh ada dua sumber permasalahan, banjir akibat genangan dan banjir karena air kiriman.

“Kalau Jakarta banjir kiriman dari Bogor, kondisinya sama Banda Aceh banjir karena air kiriman dari Aceh Besar. Krueng Aceh tidak mampu menampung akibatnya air menguap dan mengenangi rumah warga. Apalagi dengan kondisi pintu air kita yang bermasalah,” sebut Gusmeri.

Menurut dia lagi, jika banjir akibat genangan air hujan karena saluran yang tidak lancar akan kering setelah hujan reda. Sedangkan air kiriman dari gunung membuat air di Krueng Aceh meluap dan mengenangi rumah warga.

“Kemarin itu air di Krueng Aceh sekitar 3,9 meter naik, hari ini Alhamdulillah sudah turun 39 cm. Petugas Sumber Daya Air dari Dinas Pengairan Aceh terus melakukan pemantau mengukur ketinggian air di Krueng Aceh karena mereka memiliki alat hingga ke waduk keliling, jika air sudah jernih, tandanya sudah aman,” jelas Gusmeri.

Selama ini kata Gusmeri, kondisi tampungan air sudah terbalik, jika dulu Krueng Cut Aceh Besar menampung beban air 40 persen dan Krueng Aceh 60 persen kini terbalik. Air dari pergunungan kini ditampung bebannya 60 persen di Krueng Aceh. Untuk itu Pemko Banda Aceh akan duduk kembali membicarakan hal ini kepada instansi terkait sehingga air di Krueng Aceh tidak menerima beban lebih dari banjir kiriman. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *