Kiprah Pengiat Literasi Muda di Aceh Barat Daya

AcehNews.net – Sudah setahun lebih Sigupai Mambaco (membaca), membaca buku gratis yang setiap Ahad sore menyambangi Dermaga Susoh berjalan. Tepat pada 7 Januari 2018, Nita Juniarti bersama kawan-kawannya berkiprah dan membantu pemerintah daerah, meningkatkan minat baca masyarakat Aceh Barat Daya (Abdya).

Pembaca Sigupai Mambaco. | Ist

Pustaka mini keliling itu pun diberi nama Sigupai Mambaco. Sigupai Mambaco pertama sekali di operasikan dengan menggunakan sepeda motor, beberapa buku, dan tikar kecil.

Kemudian, seorang teman Riffa, membantu meminjamkan buku dan mencetakkan spanduk. Pun teman lainnya, Gia, Kak War, dan Randa mulai membantu pekerjaan rutin keroyokan tersebut. Semua dibongkar dan dicari apalagi yang bisa dimanfaatkan untuk pustaka mini keliling ini. Akhirnya keranjang yang menganggur di rumah pun jadi sasaran untuk tempat buku-buku.

Pengunjung Sigupai Mambaco. | Ist

Meski buku belum banyak, tapi Nita (panggilan akrab Nita Juniarti) terus rutin membuka lapak membacanya ini di bibir pantai. Awalnya hanya beberapa yang mendatangi, terutama anak-anak. Tapi setiap minggu mulai rama pengunjung pantai yang ikut menyempatkan membaca sambil berleha-leha.

Usaha tak sia-sia, tiga bulan berjalan, Sigupai Mambaco dengan sepeda motor kini berganti becak lengkap dengan rak buku. Bantuan yang diterima dari Astra Asuransi sekalian dengan buku dan peresmian wajah baru. Sigupai Mambaco pun mulai menjelajahi Ujung Manggeng, Pantai Bali, Ie Dikila, Pantai Kuta Meurandeh, Pasir Putih Labuhan Haji, kunjungan ke SDIT Rabbani Quran School.

“Berkat Ridho Allah jualah tetap istiqamah di Dermaga Susoh selain agenda di atas,” cerita Nita, satu waktu kepada media ini.

Buku-buku mulai berdatangan. Sumbangan dari yang berbaik hati, dari pembaca Sigupai Mambaco, tetangga, gebetan, rumah baca di Banggai, rumah baca Tanggerang, ada beberapa yang tidak dikenal juga.

“Beberapa kali diwawancarai, ada yang menulis untuk blog pribadi bahkan diwawancarai oleh Bang Jufrizal masuk ke Iqra’, yang punya pustaka provinsi Aceh. Kami terus termotivasi,” kata Nita, novelis lokal yang juga relawan tenaga pendidik Indonesia Mengajar.

Nita bersyukur yang tidak terkira, bahwa semua mimpinya itu bisa terwujud karena semangat kawan-kawan nya yang terus mendukung dalam bentuk apapun.
Selain itu, inovasi terbaru Sigupai Mambaco selama liburan. Ide yang juga dikembangkan dari diskusi dengan Juju, salah satu penggerak di Muara Enim.

Perempuan kelahiran 9 Juni 1993 silam ini mengaku, tak perlu repot harus setiap minggu hadir. Karena dia memiliki fasilitator Sigupai Mambaco yang tetap setia untuk membawa gerobak becak itu setiap Ahad ke pantai. Ada Randa, Hasbi, Andi, dan teman-teman lainnya. Selain itu, tanpa pembaca Sigupai Mambaco tidak pernah ada.

“Semangat dari para pembaca selalu menjadi energi positif buat kami terus bertahan dan eksis. Terima kasih semua pihak yang terlibat semoga Allah membalas kita semua dengan pahala yang mengantarkan kita ke Surga. Aamiin,” ucap Nita, lulusan terbaik UIN Ar Raniry 2015.

Perempuan yang friendly ini kepada AcehNews.net mengaku, sering ditanya kenapa sih mau membuka lapak Sigupai Mambaco ini? Di awal Nita buka lapak ini, saat buku belum banyak tujuannya adalah untuk mengajak banyak pihak agar bukunya dibaca orang.

“Saya pribadi punya hampir 300 koleksi buku yang hanya dibaca oleh saya dan keluarga saya akhirnya diputuskan untuk di bawa ke pinggir pantai supaya orang lain bisa baca. Ide ini, saya dapatkan melihat lapak buku di Banda Aceh tapi diperkuat setelah saya pulang dari Banggai, Sulawesi Tengah,” kata Nita lagi.

Anak-anak muda di Banggai, cerita Nita begitu niat dan semangat ikut serta dalam berkonstribusi untuk pendidikan di daerah mereka. Kemudian, saya beberapa kali mengunjungi Kota Palu, Muara Enim, dan beberapa daerah lain, yang anak mudanya semangat memperhatikan pendidikan daerah. Berawal dari situlah Nita pun semakin bertekad bahwa dia bersama teman-temannya bisa melakukan itu ditanah kelahirannya.

“Sigupai Mambaco yang sudah setahun lebih adalah bentuk mencoba untuk istiqamah dalam ikut bekerja membangun pendidikan di daerah kelahiran saya. Semoga,” ujarnya.

Randa, Sang Fasilitator

Randa, fasilitator Sigupai Mambaco. | Ist

Dibalik usia Sigupai Mambaco yang sudah setahun lebit itu, ada Randa yang selalu setia bersama Nita dan kawan-kawan. Saat ditanya kok mau bergabung? Jawab Randa, “Biar jalan-jalannya bermanfaat”.

Randa saat ini duduk di Kelas 3 SMAN1 Blangpidie. Laki-laki kelahiran 11 Februari 2002 ini, setelah Sigupai punya becak sejak April 2018 lalu selalu setia jalan Kemana pun dengan Sigupai Mambaco. Sejauh ini Selain di dermaga ujung Seragga Susoh, Sigupai Mambaco sudah ke Pasi Ujung Manggeng, Desa Babahlung, Kuta Meurandeh, Pasir putih Labuhan Haji, ke SDIT Rabbani Quran School, dan beberapa tempat lainnya.

“Kadang bosan karena kerjaannya sama setiap minggu, atur buku, bereskan, pulang. Begitu terus. Namun, sudah kewajiban dan ini sudah jadi tugas saya,” cerita Randa tang terus memberi ide agar Sigupai Mambaco terus ada, jumlah buku bertambah, dan jumlah pembaca pun juga.

“Semoga jumlah becaknya juga. Jadi Sigupai Mambaco bisa ada di mana-mana,” harapnya mengakhiri percakapan. (Teks: Saniah LS Photo: Ist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *