Ketua FJPI: Diduga Banyak Penyelewengan Anggaran Pariwisata  

MEDAN – Ketua FJPI baru, Ramdeswati Pohan yang juga Komisioner Komisi Informasi Publik (KIP) Sumut ikut mengkritisi kurang transparannya Disbupar Sumut dalam soal anggaran. Terbukti sudah beberapa KIP Sumut memanggil petinggi di Disbupar Sumut untuk dimintai penjelasan tentang hal itu.

Desi Pohan (panggilan akrabnya) menjadi pemateri dalam diskusi publik yang mengangkat tema “Memaksimalkan Potensi Pariwisata Sumut di Era MEA 2015”, bersama Ketua Badan Warisan Sumatera, Asmyta Surbakti, Kabid Promosi Disbupar Sumut, Muchlis, dan dipandu moderator Lia Anggia, jurnalis dari Sindo Medan.

Turut hadir dalam diskusi public yang digelar FJPI, Kadis Kominfo Sumut, Jumsadi Damanik Konsul Amerika untuk Medan, Robert Ewing, Konsul India, Basir Ahmed Phd/M Phil, dan jurnalis dari berbagai media massa yang ada di Sumut dan Aceh.

Desi Pohan berpendapat, menurutnya, untuk memajukan sebuah potensi wisata adalah kemauan semua pihak, baik itu pemerintah, swasta dan masyarakatnya. Namun sayangnya kata dia, tak majunya potensi wisata lantaran diduga banyaknya penyelewengan anggaran untuk situs-situs bersejarah yang menjadi ikon di Sumut.

”Dia mencontohkan, pada 2008 silam, mantan Gubernur Sumut Rudolf Pardede menyumbangkan dana sekira Rp850 juta untuk perawatan situs budaya di Batubara, namun banyak diselewengkan. Buktinya, hanya ada pergantian dua lembar seng dan dua jendela.” ujarnya lirih.

Persoalan-persoalan yang demikianlah lanjut Desi, yang menjadikan pariwisata khususnya di Sumut masih jauh tertinggal, karena tidak adanya kemauan untuk menjaga. ”Ya bagaimana mau menjual budaya, tapi tidak memiliki kemauan menjaganya,” tegasnya.

Desi Pohan selain sebagai Ketua FJPI, perempuan yang kental dengan kegiatan sosial ini juga sebagai Komisioner KIP Sumut, dosen di Sekolah Tinggi Komunikasi “Pembangunan” (STIKP) Medan, dan terakhir  sebagai kontributor TVOne Medan.

Dia secara resmi dilantik menjadi Ketua ForumJurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) periode 2015-2018 menggantikan Ketua lama, Khairiah Lubis.  Dalam kata sambutannya usai dilantik, Desi sapaan akrab Ramdeswati menyebutkan, sebenarnya dia memikul tiga tanggungjawab besar terhadap masyarakat yang harus dilaksanakannya secara amanah.

Hal pertama, katanya atas tugasnya menjadi jurnalis, membuatnya harus mampu menjadi alat sosial kontrol terhadap perkembangan masyarakat yang memiliki peran besar dalam sebuah industri pariwisata.

Sedangkan yang kedua lanjutnya, adalah menjadi dosen di salahsatu perguruan tinggi yang dalam prosesnya harus bisa menumbuhkan rasa empati budaya kepada mahasiswanya. Dan yang terakhir adalah sebagai Komisioner di Komisi Informasi Publik yang harus bisa mengawasi seluruh anggaran-anggaran yang dikucurkan untuk pariwisata. (saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *