Kasus Perusakan Pohon Median Jalan di Merauke Diadukan ke Polisi

MERAUKE | AcehNews.net – Sedikitnya 11 pohon palem di median Jalan Brawijaya-TMP, Merauke, Papua, ditebang oleh orang tak bertanggung jawab, Senin (1/6/2020) malam.

Bukan baru pertama, kejadian tersebut sudah berulang kali ketika pohon palem mulai tumbuh subur justru dipangkas brutal tepat dibagian tengah batang.

Dinas Lingkungan Hidup Merauke pun geram. Kasus itu akhirnya dilaporkan kepada penegak hukum dalam hal ini Polres Merauke pada Selasa (2/6/2020) pagi.

“Kami buat laporan ke Polres Merauke dan sedang dilidik. Merauke sudah dibenahi menjadi cantik kalau dirusak sangat disayangkan. Apalagi pohonnya mulai besar, indah dipandang,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merauke, Harmini, kepada AcehNews.net.

Menurut Dia, ada unsur kesengajaan oleh penebang pohon palem karena pohon yang dipotong bukan hanya satu. Apalagi kasus yang sama sudah terjadi sejak 2019 ketika Pemerintah Kabupaten Merauke menggiatkan keindahan kota dengan menanam pohon dan bunga.

“Kalau mabuk kok musuhin tanaman dan 11 pohon dipotong sampai patah. Ini kesengajaan. Bahkan, bunga anggin (ciri khas Marind) ditanam juga dicabutin,” bebernya.

Harmini menambahkan, pohon-pohon yang ditebang itu akan diganti dengan tanaman lain yang bisa berfungsi untuk menekan rumput/gulma juga akan ditanami bunga anggin.

Pantauan media ini, warga Merauke mengecam aksi brutal penebang pohon.

Ditempat terpisah, masyarakat pecinta lingkungan Kabupaten Merauke, Muhamad Irshan melihat kasus perusakan taman di jalan TMP tersebut sangat tidak manusiawi.

“Taman yang menjadi keindahan masyarakat kita khususnya Merauke ini malah dihancurkan. Kasus ini tidak jauh berbeda dengan lampu penerangan jalan yang sering kali kerap menjadi perlakuan oknum tidak berakhlak,” ujarnya.

Menurut dia, terlepas dari keadaan orang tidak sadar atau terpengaruh minuman beralkohol tentunya ini pasti punya akar penyebab sehingga maksud dan tujuan itu bisa dilakukan.

“Sebenarnya kesempatan dalam berbuat kejahatan itu tidak terjadi jika aparat yang bersangkutan terus mencari oknum dan memerikan efek jera,” tegasnya.

Salah satu efek jera yang dapat dilakukan yaitu viralkan kejadian ini dan jika ketemu pelakunya viralkan juga di sosial media agar niat jahat dari oknum lain tidak lagi ada.

“Perlu Saya tegaskan lagi, keindahan dari pernak-pernik di kota ini adalah untuk kenyamanan masyarakat dan seluruh isinya. Jadi jika ada yang merusaknya, berarti jelas dia bukan bagian dari isi kota ini,” kecam Irsan.

Sama halnya diungkapkan, pemuda di Kabupaten Merauke, Pangky Silubun. Menurutnya, pengrusakan pohon sangat disayangkan karena tujuan penanaman pohon dan bunga di median jalan untuk memperindah Kota Merauke.

“Tapi ada saja oknum jahil yang tidak ingin kota kita ini terlihat indah dan kejadian ini bukan kali pertama. Kejadian pertama di jalan Brawijaya juga demikian sehingga pemerintah langsung mengambil tindakan memasang CCTV namun kenyataannya tetap terjadi pengrusakan,” tuturnya.

Pria berdarah Kei ini mengatakan, dari kejadian bisa disimpulkan bahwa ada oknum-oknum yang memang tidak senang dengan pembangunan yang dilakukan pemerintah kabupaten Merauke.

“Harapan kami, kasus pengrusakan ini segera ditindaklanjuti agar masyarakat Merauke juga bisa tahu apa motif di balik pengrusakan tanaman di median jalan,” tandas Pangky Silubun. (Hidayatillah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *