Jelang Implek, Perajin Lampion ini Banjir Omset Hingga Rp50 Juta

Imlek kini tak hanya menjadi pesta bagi masyarakat Tionghoa, namun juga dinikmati seluruh masyarakat Indonesia. Di kota asal Presiden Jokowi, imlek 2017 ternyata membawa berkah tersendiri bagi sejumlah perajin lampion. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, omzet mereka pun meningkat drastis 500 persen menjadi sekitar 30 hingga 50 juta rupiah selama bulan imlek.

Salah satu usaha yang mendapat berkah pergantian tahun ayam ini adalah Istana Lampion yang berada di Jalan Arifin, Widuran, Solo. Pemilik Istana Lampion, Hanif Marimba mengaku pesanan lampion naik lima kali lipat menjelang tahun baru imlek. Kalau biasanya sebulan mereka membuat seribu lampion, menjelang imlek ini mereka bisa membuat sekitar 5.000 lampion.

Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, Hanif pun memprediksi pesanan akan terus berdatangan hingga H-7 imlek nanti. “Kami sudah punya pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Kami persiapkan semuanya agar tak kelabakan menghadapi banjir pesanan khusus imlek,” ujar Hanif Marimba yang sudah sejak 2005 mendirikan usaha lampion.

Imlek kini tak hanya menjadi pesta bagi masyarakat Tionghoa, namun juga dinikmati seluruh masyarakat Indonesia. Di kota asal Presiden Jokowi, imlek 2017 ternyata membawa berkah tersendiri bagi sejumlah perajin lampion. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, omzet mereka pun meningkat drastis 500 persen menjadi sekitar 30 hingga 50 juta rupiah selama bulan imlek.

Salah satu usaha yang mendapat berkah pergantian tahun ayam ini adalah Istana Lampion yang berada di Jalan Arifin, Widuran, Solo. Pemilik Istana Lampion, Hanif Marimba mengaku pesanan lampion naik lima kali lipat menjelang tahun baru imlek. Kalau biasanya sebulan mereka membuat seribu lampion, menjelang imlek ini mereka bisa membuat sekitar 5.000 lampion.

Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, Hanif pun memprediksi pesanan akan terus berdatangan hingga H-7 imlek nanti. “Kami sudah punya pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Kami persiapkan semuanya agar tak kelabakan menghadapi banjir pesanan khusus imlek,” ujar Hanif Marimba yang sudah sejak 2005 mendirikan usaha lampion.

Selain Persiapan, Perlu Kreatifitas

Selain lampion bulat merah khusus imlek, sehari-hari Hanif dan keempat karyawannya membuat lampion dengan berbagai bentuk dan warna. Semua produk lampion Hanif dibandrol dengan harga bervariasi mulai dari 25.000 hingga 350.000 sesuai motif dan ukuran.

Pembelinya pun tak hanya datang dari Kota Solo dan sekitarnya, tetapi juga kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan Bandung. Kebanyakan dari mereka merupakan perusahaan maupun instansi, yang ingin merayakan hari-hari tertentu seperti imlek.

Untuk lebih memasarkan produknya, tak jarang Hanif membuat inovasi seperti kala peringatan hari kemerdekaan Indonesia tahun lalu, ia membuat lampion merah putih.

“Kreatifitas juga perlu. Untuk menyemarakkan hari kemerdekaan, tahun lalu kami membuat lampion merah putih. Kami juga membuat lampion dengan motif hewan untuk anak-anak. Semakin kita kreatif, akan semakin besar nilai produk dan itu juga mempermudah pemasaran,” imbuh bapak tiga anak tersebut.

Persaingan Berat Lawan Produk Impor

Meski tiap imlek hampir dipastikan omzetnya meningkat, bukan berarti usaha Lampion milik Hanif tanpa kendala. Hanif mengaku sering kelabakan mencari perajin yang ahli membuat lampion seperti yang ia harapkan.

Menurutnya membuat usaha usaha lampion diperlukan banyak sekali kesabaran mulai dari membuat pola kayu, pola kain, menempelkan kain, hingga memotong dan merapikannya. Dan menurutnya lagi, saat ini jarang sekali ia temui anak muda yang mau sesabar itu.

Selain kurangnya perajin, satu lagi kendala besar yang dihadapi Hanif dan keempat karyawannya yakni persaingan berat melawan produk impor yang harganya lebih murah. “Saya tidak begitu paham kenapa lampion yang diimpor dari Tiongkok tersebut harganya bisa jauh lebih murah. Tapi yang pasti sungguh berat kalau harus bersaing dengan mereka,” keluh Hanif kepada BisnisUKM.

Hanif berharap pemerintah dapat lebih berpihak kepada usaha kecil menengah seperti miliknya, entah melalui regulasi maupun mekanisme yang memperketat produk asing masuk ke Indonesia. Selain itu, ia mengaku akan senang bila mendapat bantuan lebih dari pemerintah baik dalam hal permodalan maupun pemasaran. (bisnisukm.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *