Janji Tidak Ditunaikan Ketua DPRA, Mahasiswa Dirikan Posko  

BANDA ACEH – Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Syiah Kuala berunjuk rasa di depan pintu pagar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) di kota Banda Aceh, Jumat (21/11) sekitar pukul 10.30 WIB. Aksi ini lanjutan aksi menolak kenaikan harga BBM, Rabu (19/11).

Dalam aksinya itu, puluhan mahasiswa yang berada di luar pintu pagar utama menuntut janji Ketua DPRA sementara  yang menyatakan berada dipihak rakyat Aceh dan menolak opsi untuk menaikan harga BBM dengan mengeluarkan nota keberatan atas kenaikan harga BBM untuk dikirimkan ke Jokowi-JK dan DPR RI.

Namun Ketua DPRA sementara yang ditunggu tidak juga memuncul kehadapan mahasiswa. Sementara pintu pagar “rumah rakyat” itu masih terkunci dan tidak bisa dimasuki para demonstran. “Lihat kawan-kawan tidak ada satupun anggota dewan di tempat, mereka (80 anggota dewan) ke Jakarta ramai-ramai kawan-kawan,” teriak salah satu mahasiswa yang ikut berorasi.

“Ketua DPRA sementara menipu kita kawan-kawan, dia lupa sama janjinya untuk menandatangani nota yang dijanjikannya akan dikirim ke Jokowi-JK, menolak kenaikan harga BBM,” sambung yang lainnya.

Teriakan itu sempat memanas, mahasiswa menolak menerima kunjungan utusan dari Sekwan dan meminta yang menemui mereka adalah Ketua DPRA sementara. Karena tidak digubris dan tidak ditemui, beberapa dari mahasiswa menaiki pintu pagar menerobos masuk. Tindakan itu sempat dihalangi anggota polisi yang berjaga. Dan terjadilah aksi adu mulut keduannya.

“Kalau tidak mendengar teguran kita angkut aja mereka,” kata salah seorang polisi berbadan agak bonsor karena merasa mahasiswa mengingkari janjinya untuk tidak bersikap anarkis.

“Kami tidak anarkis pak, kami tidak merusak pintu pagar. Ini rumah rakyat siapapun rakyat boleh masuk,” teriak seorang mahasiswa yang telah berhasil masuk ke dalam halaman Gedung DPRA.

Akhirnya adu mulut itu pun berhenti ketika akhirnya mahasiswa memutuskan untuk mendirikan posko di luar pintu pagar gedung. Namun saat itu cuaca tidak bersahabat, akhirnya hujan deras turu, mahasiswa pun bubar dari posko yang sudah didirikannya.

Koordinator lapangan, Firdausi Nuzula, mengatakan, anggota DPRA dalam aksi sebelumnya menyatakan akan menindaklanjut semua tuntutan mahasiswa, dan akan disampaikan hingga ke pemerintah pusat.

“Tapi, yang menanggapi itu tidak menemui kami. Katanya mereka ke luar kota, ini Jumat, hari kerja, mengapa anggota dewan 80 orang itu tidak berada di tempat?” katanya melontarkan pertanyaan kepada wartawan.

Mahasiswa, menuntut janji DPRA yang pernah menyampaikan, mendukung opsi rakyat Aceh dan menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, dengan mengeluarkan nota keberatan atas kenaikan BBM yang kemudian dikirim ke Presiden dan Wakil Presiden, Jokowi-Jusuf  Kalla serta DPR RI. (agus/saniah ls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *