Ini Kunci Rahasia, Mengapa Pasien Positif Covid-19 di Aceh Sembuh

BANDA ACEH | AcehNews.Net – Empat dari lima pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh dinyatakan sembuh, dan satu orang meninggal dunia. Pun begitu dengan sekitar 50 Pasien Dalam Pengawasan yang juga dinyatakan sembuh. Rupanya ini kunci rahasianya.

Rasa penasaran menyelumuti, apa gerangan yang membuat Tim Medis di RSUDZA di Banda Aceh, bisa gerak cepat dalam penyembuhan empat dari lima pasien positif Covid-19 di Aceh. Rasa penasaran itu pun sudah terjawab, Rabu (15/4/2020).

Menjawab media ini tentang efektifitas pengobatan pasien Positif Covid-19 di RSUZA Banda Aceh, dr. Dewi Behtri Yanifitri, Sp.P(K), salah satu Tim Medis di Respiratory Intensive Care Unit (RICU) menjelaskan, Tim Medis Covid-19 RSUDZA Banda Aceh, yang dipimpin Direktur RSUDZA, Dr. dr. Azharuddin Sp. OT K-Spine FICS, dengan Ketua dokter paru, yakni dr. Herry Priyanto, Sp.P(K).

Ada enam dokter paru lainnya yang tergabung dalam tim medis yang menanggani pasien Covid-19 yaitu: dr. Dewi Behtri Yanifitri, Sp.P( K),dr. Nurrahmah Yusuf, Sp.P(K), dr. T. Zulfikar, Sp.P(K), dr. Maimunah,Sp.P(K), dr. Novita Andayani, Sp.P(K), dan dr. Sri Dianova, Sp.P (K).

“Kami mengikuti penatalaksanan penanganan ODP, PDP, maupun Positif Covid-19, sesuai dengan panduan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Pusat,” kata dr. Dewi, menjawab pertanyaan dari AcehNews. Net via WhatsApp, Selasa (14/4/2020).

Ia menjelaskan, pasien diberikan obat-obatan yang direkomendasikan, yakni antara lain oseltamivir, azitromisin, dan obat-obatan yang bersifat simptomatis (menghilangkan gejala), dan obat-obat supportif lainnya untuk meningkatkan imunitas seperti vitamin C dan lain sebagainya.

“Pada pasien yang menunjukkan gejala berat diberikan Kloroquin, dengan pemantauan rekam jantung secara berkala,” rincinya.

Dokter Dewi mengatakan, setiap Pasien di tempatkan di kamar terpisah dengan pemantauan melalui cctv. Mereka (pasien Covid-19) beristirahat dan beribadah seperti biasa.

Selanjutnya, kata dr. Dewi pasien diizinkan membawa handphone agar mudah berkomunikasi dengan keluarganya. “Pasien di ruangan isolasi sendirian tentu membutuhkan support dan motivasi dari keluarganya untuk mempercepat penyembuhan,” ungkapnya.

Menurut dokter konsultan paru ini, salah satu cara untuk memperbaiki imunitas pasien adalah melalui dukungan keluarga dan masyarakat sekitarnya.

“Sebenarnya, masyarakat lah garda terdepan melawan virus Corona. Kami, tim medis baru turun tangan apabila wilayah pencegahan oleh masyarakat itu jebol dan mereka jatuh sakit,” katanya lagi.

Karena itu, dr. Dewi tetap menghimbau agar masyarakat menerapkan social distencing, di rumah saja, pakai masker dan sering cuci tangan.

“Itu adalah tahap awal pencegahan penyebaran virus ini,” demikian tutur dr. Dewi. (Saniah LS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *