Ini Kata LBH Soal Bahaya Game Online Pada Anak

BANDA ACEH – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Anak Aceh, mengingatkan kepada setiap orang tua, supaya berhati-hati dan selalu mewaspadai terhadap anaknya dalam memilih permainan (game online), karena bisa mempengaruhi karakter maupun psikologis anak.

“Ibarat candu, perlahan-lahan efek permainan tersebut merusak sisi psikis dan kepribadian anak. Kita selaku orangtua cenderung abai menyangkut upaya preventif terhadap gejala ini,” kata Manager Program LBH Anak Aceh, Rudy Bastian, kepada wartawan, di Banda Aceh, Minggu (11/1).

Menurutnya orang tua bahkan gampang sekali mengizinkan anak bermain game online, dengan alasan agar anaknya tidak jenuh dengan aktifitas belajar yang sudah dijalani selama ini. Tapi, cenderung apatis mendorong anak memilih game online yang cocok dan beredukasi bagi anak.

“Harapan kami kepada orang tua anak, agar lebih tegas dan waspada lagi dalam merawat anak-anaknya supaya perkembangan psikologinya tidak terganggu gara-gara game online. Kita selaku orang tua harus selektif dalam mengingatkan dan memilih game online yang tepat untuk dimainkan si anak,”paparnya.

Rudy merincikan, kedelapan game berbahaya bagi anak, diantaranya Point Blank (PB), Counter Strike, World of Warcraft, Call of Duty, RF Online, AION, Gunbound, dan Lost Saga.

Menurut Rudy, game online ini, menawarkan sensasi praktis bagi anak dengan nuansa perang-perangan, perkelahian, pembantaian etnis, perang antar suku, dan bahkan pembunuhan sadis terhadap siapapun yang dianggap lawan.

“Usaha mencontoh dan meniru tokoh-tokoh dalam game, inilah yang kita takutkan sehingga dicontoh dikehidupan si anak. Setiap anak yang bermain game ini, mendapatkan suasana menegangkan dan menantang, tak terkecuali jika game ini dimainkan oleh orang dewasa,” tuturnya.

Apalagi akhir-akhir ini, game online gencar diminati oleh semua orang, khususnya anak-anak  di Aceh yang masih dibawah umur, yaitu anak usia 8 sampai 14 tahun. Mereka bermain game dengan rat-rata mengunjungi warung internet (warnet) yang menyediakan game online.

Rudy juga menyatakan, alasan anak senang bermain game, karena ingin mencoba hal yang baru, serta dapat menghilangkan stres, akibat banyak tugas sekolah, maupun adanya masalah. Padahal game online seyogyanya diperuntukkan bagi usia 17 tahun ke atas.

Padahal, dijelaskannya terlalu sering bermain game, itu dapat mempengaruhi kepribadian anak. Kerena diusia delapan sampai 14 tahun anak-anak cenderung akan menyerap dan meniru segala sesuatu yang dilihat. Sehingga dapat berpengaruh pada perkembangan tubuhnya.

Kemudian, sejumlah efek lainnya, juga bakal muncul pada si anak diantaranya, masalah sosialisasi, komunikasi, dan empati si anak dengan orang lain sekitarnya. Kondisi ini memicu agresivitas anak dan terkikisnya hubungan sosial anak terhadap kondisi sekeliling.

“Kondisi ini bakal diperparah ketika si anak yang kecanduan game online tadi tidak mempunyai uang untuk bermain, maka dia akan melakukan tindakan mencuri dan memalak kawannya, guna bisa mendapatkan uang untuk bisa bermain game tersebut,” katanya.

Sekarang ini cukup banyak game yang sering dimainkan oleh anak-anak yang didalamnya mengandung unsur kekerasan, dampak negative, dan bahaya game online bagi anak.  Sehingga dapat membentuk karakter anak menjadi seorang pemberontak, rasa ingin tahu yang besar akan segala sesuatu yang sebenarnya dilarang. (agus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *