Gempa Aceh 7 Desember, Sudah 94 Orang  Meninggal dan Ratusan Luka-Luka

AcehNews.net|BANDA ACEH – Pada 07 Desember 2016, sekira pukul 05.03 WIB, masyarakat Aceh dikejutkan dengan gempa berkekuatan 6,5 skala richter (SR) yang dirasakan tidak saja di Ibukota Provinsi Aceh, Banda Aceh, Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe,  tetapi juga hingga di Idi, Aceh Timur.

Sementara itu di media sosial terus bermunculan foto reruntuhan bangunan yang diunggah dan kejadian pertama kali musibah itu di Ulee Glee, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Di sanalah pusat kekuatan gempa, 18 Kilometer Timur Laut Pidie Jaya dengan kedalaman 10 Km. Selain di Kabupaten Pidie Jaya, kerusakan terparah akibat gempa, pun gempa merusak rumah warga dan menelan 77 korban luka terjadi di Kabupaten tetangganya yaitu Kabupaten Bireuen.

AcehNews.net pada pagi sekitar pukul 07.00 WIB mendapat informasi jumlah korban meninggal dunia sekitar 22 orang,  kemudian jumlah bertambah menjadi 50 orang dan pada pukul 17.00 WIB sudah mencapai 94 orang (data BNPD/BPBD). Diprakirakan jumlah itu akan bertambah lagi karena saat ini tim penyelamat yang terdiri dari 740 personil TNI, dan 40 personil Tagana, saat ini terus berzibaku mencari korban gempa direruntuhan bangunan rumah maupun ruko, beberapa alat berat pun telah diturunkan.

Dari data twitter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, sudah 94 orang ditemukan meninggal dunia, satu hilang,128 luka berat, dan 489 luka ringgan. Sedangkan kerusakan bangunan akibat gempa, 161 rumah rusak berat, 105 tukoh roboh, 14 masjid roboh, satu sekolah roboh,dan satu RSUD roboh. Korban luka-luka hingga kini masih dirawat di RSUD Pidie Jaya, Bireuen, dan Pidie.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Drs Moch Riyadi M.Si menyebutkan, gempabumi 07 Desember di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi adalah gempabumi tektonik. Analisa BMKG menunjukan bahwa gempabumi terjadi pukul 05.03. 36 WIB dengan kekuatan 6,5 SR.

Dari analisis peta tingkat guncangan, dampak guncangan terkuat terjadi di daerah Busungan, Meukobrawang, Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong, Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng, dan Pohroh pada skala intensitas III SIG-BMKG. Kata Moch Riyadi, jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

“Hasil analisis BMKG, menunjukan bahwa gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, dibangkitkan oleh aktivitras sesar mendatar. Dugaan kuat sesar aktif  yang menjadi pembangkit gempa bumi ini adalah sesar Samalanga (Bireuen)-Sipopok Fault yang jalur sesarnya berarah barat daya-timur laut,” jelasnya.

Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie, Eridawati mengatakan, gempa bumi hampir dirasakan di seluruh wilayah Provinsi Aceh dari Banda Aceh, Pidie Jaya, Lhosumawe, Meulaboh. Gempa yang terjadi subuh pagi sudah terjadi 5 aktivitas gempa susulan.

Untuk itu, Ia menghimbau masyarakat agar tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG. Khusus masyarakat di daerah Banda Aceh – Pidie Jaya dihimbau agar tidak terpancing isu tsunami karena gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

Dari pantau AcehNews.net, di Kota Banda Aceh, saat gempa menjelang adzan Subuh, warga yang masih mengalami trauma akibat gempa dan tsunami 26 Desember 2004, terlihat meninggalkan rumah mereka dengan kendaraan bermotor menuju tempat yang lebih aman. Namun tak sedikit pula yang tetap berada di luar rumah memantau BMKG melalui internet.

“Tidak ada pontesi tsunami,” teriak salah satu warga di Gampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh yang memang dekat dengan laut. Informasi ini membuat legah warga yang lain. Warga pun terlihat masuk ke dalam rumah kembali. (agus/saniah ls)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *