Forsiar Peringati Maulid Akbar di Lambung

BANDA ACEH – Forum Silaturahmi Aceh Rayeuk (Forsiar) mengadakan acara Maulid Raya Aceh Rayeuk (Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang) di Gampong Lambung, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, beberapa hari lalu,  14 Februari 2015. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1436 H ini dihadiri langsung oleh Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE, Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah SSos, dan perwakilan Walikota Sabang.

Hadir pula sejumlah anggota DPRA dari Dapil I, anggota  DPRK Banda Aceh, Wakil Bupati Aceh Besar, Drs H Samsurizal MKes, unsur Muspida, dan pejabat pemerintahan dari ketiga daerah, perwakilan Pangdam IM, Ketua Harian Forsiar Farid Wazidi, awak media dan ribuan masyarakat Aceh Rayeuk.

Sekdako Banda Aceh Ir Bahagia Dipl SE selaku ketua panitia acara, dalam laporannya menyampaikan menjadi suatu kehormatan bagi pihaknya untuk menjadi tuan rumah Maulid Raya tahun ini. “Ada tiga tujuan dari acara ini yakni mewujudkan solidaritas sosial yang harmoni, mengembangkan sumber daya, dan potensi masyarakat, serta mewujudkan kota madani di ketiga daerah.”.

Sementara itu, Walikota Illiza dalam sambutan singkatnya mengatakan, Pemerintah Kota Banda Aceh sungguh-sungguh menjalankan Syariat Islam yang juga merupakan amanah konstitusi. “Semoga Forsiar dapat membantu kami di tiga daerah ini, dan berada di garda depan penegakan Syariat Islam secara kaffah,” harap Illiza.

Illiza meminta dukungan pula dari para alim agama dan tokoh-tokoh masyarakat. “Mari kita jadikan Banda Aceh sebagai gerbang syariat Islam di Indonesia. Kebangkitan Islam jilid dua akan dimulai dari Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang,” pungkas Illiza yang disambut applause hadirin.

KH Muhammaf Marsi yang menjadi penceramah pada acara itu mengupas soal keteladanan kepemimpinan Rasulullah. “Kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya adalah harga mati bagi umat Islam,” kata KH Marsi memulai ceramahnya.

Jika ada pemimpin yang mendukung Syariat Islam, maka ia akan mendapat naungan dari Allah SWT di hari akhirat kelak. “Begitu pula sebaliknya, jika ada pemimpin yang menolak atau menghalang-halangi penerapan syariat Islam, maka ia yang pertama kali diazab oleh Allah,” kata KH Marsi.

KH Marsi melanjutkan, pada dasarnya manusia berserikat pada tiga hal, yakni sumber mata air dan laut, hutan dan padang rumput serta energi dan tambang. “Seorang pemimpin haram menjual kekayaan alam kepada asing. Itu semua milik rakyat, pemimpin tugasnya hanya mengelola,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, lima dari delapan anggota DPRA dari Dapil I yang hadir dipeusijuek oleh pemuka adat dan tokoh masyarakat Aceh Rayeuk. Selain itu, juga diberikan santunan kepada sejumlah anak yatim yang diundang pihak panitia.  (zoel m)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *