Masyarakat Krisis Air Bersih,
Enam Desa di Aceh Tamiang Dilanda Kekeringan

AcehNews.net|KUALA SIMPANG – Sedikitnya 3.000 kepala keluarga atau 7.000 jiwa di enam desa di Kecamatan Tamiang Hulu dan Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang dilanda kekeringan.

Musim kemarau dialami warga daerah tersebut sejak 6 bulan lalu . Sumber air warga yang berasal dari sumur-sumur bor dan alur sungai saat ini kering.

Dari keenam desa tersebut adalah lima desa diantaranya terletak di Kecamatan Tamiang Hulu yaitu: Desa Bandar Setia, Wonosari, Harum Sari , Pulo Tiga, dan Bandar Baru . Serta satu desa terletak di Kecamatan Bandar Pusaka yaitu Jambo Rambong .

Salah seorang warga Desa Wonosari Parni mengungkapkan, sudah 2 bulan warga mengalami krisis air , jangan kan untuk mandi , untuk memasak dan minum saja sudah sulit, warga harus jauh  keluar desa untuk membeli air mineral demi memeunhi kebutuhan minum dan masak.

“Sedih rasanya di tengah himpitan ekonomi saat ini, uang yang harusnya untuk belanja masak , terpaksa harus dialihkan untuk membeli air, itupun hanya untuk kebutuhan minum. Jika ingin mandi warga harus ramai-ramai naik mobil menumpang jika ada mobil dengan bak terbuka keluar desa, lalu pergi menuju sungai di daerah lain yang masih ada airnya,” ungkap Parni sambil berlinang air mata kepada AcehNews.net, Senin (22/03/2016).

Lanjut Parni, saat ini masyarakat di tempatnya memasak tidak memakai bawang karena duitnya untuk beli air, bahkan kadang untuk masak nasi masyarakat juga bingung mencari air.

Kesedihan yang sama juga diungkapkan warga Desa Pulo Tiga, Sampeno, musim kemarau yang hampir 5 bulan dirasakan warga mengakibatkan , sawah dan ladang milik warga mengalami kekeringan.

“Seharusnya Febuari lalu padi kami sudah panen, namun karena musim kering kini sawah gagal panen, begitu juga tanaman karet yang kami miliki, tidak mengeluarkan getah,” ungkap Sampeno sambil menujukkan sawah dan tanaman karet di belakang rumahnya.

Sampeno juga memperlihatkan pohon-pohon durian milik warga yang gagal berbuah, karena musim kemarau.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangann Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang, Syamsul Bahri saat sedang mendistribusikan air bersama Tim BPBD Aceh Tamiang mengatakan kepada AcehNews.net bahwa pihaknya sudah mendistribusikan air sejak  09 Maret 2016 lalu.

Sebutnya, sehari sedikitnya 50 ton air didistribusikan , untuk membantu warga desa yang kekeringan, namun belumlah cukup untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat. Bantuan yang ada masih dijatah, paling tidak bantuan tersebut bisa untuk memenuhi kebutuhan minum dan makan bagi warga.

Bupati Aceh Tamiang, Hamdan Sati  mengungkapkan, akan berupaya semaksimal mungkin membantu warga desa yang mengalami kekeringan, dan sedang mangatur langkah untuk bekerja sama dengan berbagai instansi terkait seperti PDAM.

“Saat ini sedang diupayakan bagaimana caranya agar semua desa yang kekeringan bisa dibantu, jika kemarin pendistribusian air dilakukan menggunakan tiga truk tangki milik BPBD dan satu truk serba guna, yang keliling mendistribusikan air ke desa-desa, saat ini kami juga mendirikan tangki-tangki air di beberapa titik di desa, untuk nantinya didistribusikan air dan selanjutnya warga juga bisa mengambil dari tangki tersebut,” kata Hamdan Sati saat meninjau pendistribusian air di Desa Wonosari Kecamatan Tamiang Hulu.

Lebih jauh Bupati mengungkapkan saat ini Pemkab Aceh Tamiang  sedang menyusun anggaran untuk diajukan kepada Pemerintah Pusat maupun provinsi, untuk membangun pipa dan menyalurkan air ke desa-desa terpencil , agar kelak tidak lagi mengalami kekeringan dan krisis air jika musim kemarau tiba. (vio)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *