Dua Makam Ulama Aceh di Malaysia, Tertimbun Bangunan

BANDA ACEH | AcehNews.net – Ketua Peubeudoh Sejarah Adat dan Budaya Aceh (Peusaba), Mawardi Usman mengungkapkan, dua makam Ulama Aceh yang berada di Kuala Lumpur, Malaysia, lenyap tertimbun bangunan.

“Bagi Peusaba dan dunia melayu ini adalah kehilangan besar, apalagi makam sudah ditimbun untuk membuat bangunan,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, makam dua ulama Aceh yang telah hilang itu adalah makam Syeikh Abu Bakar dan Syeikh Sayed Mukmin Mukhtar Ali. Sedangkan Kompleks yang lenyap itu, kata Mawardi, adalah makam dua ulama Aceh yang mengajarkan Islam ratusan tahun lalu di Kuala Lumpur yang dikenal dengan nama makam keramat pinang tunggal.

Akibat hilangnya makam ulama tersebutm menurut sejarahwan Aceh ini, menjadi bukti kurang dipedulikannya sejarah kaum ulama dan hukama di Negeri Melayu.

“Ini sanagat mengejutkan kami, sebab selama ini Malaysia terkenal sangat menjaga situs sejarah dengan baik,” kata Mawardi.

Sejarahwan yang juga sekaligus Budayawan Aceh ini meminta pemerintah Malaysia agar serius melindungi situs kuno peradaban Islam di seluruh kawasannya.Sebab kata Mawardi, setiap sejarah Islam di Asia Tenggara saling terkoneksi dengan baik pada masa lalu.

“Islam dikembangkan dengan persaudaraan atas Islam yang Rahmatal Lil Alamin,” katanya lagi. 

Laporan awal tentang dua makam ulama Aceh di Malaysia yang hilang telah direspon cepat oleh semua pihak. “Karena itu, Peusaba sangat senang dan berterima kasih atas kepedulian ini,” ujarnya dalam rilis yang dikirimkan kepada AcehNewa.net Sabtu (27/01/2018). 

Dalam penyelidikan yang dilakukan langsung oleh Tim DMDI dan Hikmah, diketahui bahwa nisan itu adalah milik Engku Klang yang merupakan seorang penguasa wilayah di kawasan sana ratusan tahun yang lampau.

“Juga informasi yang benar adalah Makam ditimbun hendak ditinggikan sebab banjir sering menggenangi Makam dua Tokoh besar tersebut,” ungkapnya. 

Mungkin, lanjutnya, kedepan dalam setiap kegiatan perlu diberitahukan terlebih dahulu pada komunitas sejarah Malaysia dan perlu dibuat pamflet sehingga orang tidak salah sangka.

“Peusaba juga menginginkan diadakan penelitian lanjutan siapa sebenarnya kedua tokoh penting berbatu Nisan Aceh yang sudah berusia ratusan tahun lalu itu,” ujarnya. 

Untuk itu kata Mawardi, perlu diadakan seminar dan membuka Khazanah lama untuk melihat kembali peran penting pembesar di Pinang Tunggal. Menurut Mawardi, pembesar masa lalu juga tidak menutup kemungkinan adalah para ulama, sebab masa lalu dunia Melayum seorang diangkat jadi pembesar apalagi raja Wilayah tentu, adalah seorang alim ulama, yang memiliki bekal ilmu dunia dan akhirar. (hafiz/ril)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *