Disbupar dan MAA Banda Aceh Sepakat Kembalikan Identitas Aceh

BANDA ACEH – Bertempat di Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Banda Aceh beberapa hari lalu, berlangsung  rapat koordinasi sekaligus silaturrahmi antara Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Banda Aceh dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, Fadhil, S.Sos, MM dalam forum tersebut menyampaikan sejumlah  informasi berkaitan dengan kegiatan even budaya dan wisata 2015 kepada forum MAA.

“Dengan sejumlah even yang kita selenggarakan, kami mengundang partisipasi dari MAA, dan kita sangat terbuka terhadap saran dan masukan,”kata Fadhil yang didampingi Kabid Promosi Pemasaran, Hasnanda Putra.

Dalam forum rapat yang dipimpin Wakil Ketua MAA Kota Banda Aceh, Tgk H Ramli Dahlan sejumlah diskusi berkembang dengan semangat meningkatkan hubungan sinergis dan singkronisasi kegiatan berbasis budaya di Kota Banda Aceh. Turut hadir seluruh anggota MAA, pegawai sekretariat MAA Kota Banda Aceh, Kasi Pelestarian Adat Disbudpar Safriadi dan Kasi Pemasaran Disbudpar Hasrul Sani.

“Dulu kita ingat sekali ketika pertama sekali dinas pariwisata hadir, Gubernur Aceh Ibrahim Hasan mengatakan, bahwa pariwisata kita buka karena kita ingin meningkatkan ekonomi masyarakat, jadi kalau ekonomi rakyat tidak jalan tidak perlu ada adat dan pariwisata,’ kata H Ramli Dahlan.

Sementara Ketua MAA Kota Banda Aceh  Sanusi Husen memberikan  apresiasi atas kehadiran Kepala Disbudpar Kota Banda Aceh ke sekretariat MAA dan berharap kedua lembaga dapat saling menyamakan persepsi.

“Kita harus bersama-sama meningkatkan harkat dan martabat Kota Banda Aceh dengan promosi kegiatan-kegiatan seni budaya,” kata Sanusi yang ikut didampingi oleh Kepala Sekretariat  MAA Rahmat Saiful Bahri.

Lebih lanjut Sanusi Husen mengusulkan Disbudpar dapat menyelenggarakan Festival Seudati dan menjadikannya sebagai pilar seni terdepan di Kota Banda Aceh. Anggota MAA lainnya Hj Idawani menyarankan branding Banda Aceh harus jelas kedepan. Karena, menurut dia, identitas Aceh sudah mulai hilang, maka branding Banda Aceh sebagai Kota Madani dan Wisata Islami harus jelas dan benar-benar menunjukkan jati diri spirit Aceh yang nyata.

Menyambut banyak saran dan masukan yang disampaikan, Kadibudpar Kota Banda Aceh berjanji akan segera menindaklajutinya dalam setiap pelaksanaan kegiatannya mulai tahun ini. Sebagai tindak lanjut forum ini Kadibudpar mengundang seluruh anggota MAA Kota Banda Aceh untuk berkunjung ke kantornya. (zoel m)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *