Dilema, Selesai Wisuda Para Sarjana…

Wisuda, tidak ada yang lebih menarik selain enam kata itu untuk ditanyakan kepada mahasiswa yang sudah memasuki semester delapan dan seterusnya. Beberapa Universitas di Aceh baik negeri maupun swasta biasanya mewisudakan ratusan bahkan ribuan sarjana dari berbagai jurusan setiap tahunnya. Banyak yang terharu dalam acara itu, selalu begitu kelulusan adalah hadiah terindah yang ditunggu oleh semua pihak.

Kebahagiaan itu sepertinya harus terganti sehari setelah wisuda, kenapa? Setelah wisuda lebih besar lagi tanggung jawa moral yang harus ditanggung oleh seorang sarjana.  Kenyataannya ada beberapa yang sudah menjadi sarjana tapi tidak mampu mengaplikasikan ilmu yang ada di lapangan yang bukan sekedar teori.

Alasan klasiknya, orang yang kuliah itu sudah wajib bekerja jika sudah menjadi sarjana, maka tidak heran banyak mahasiswa tingkat akhir yang malas-malasan menyelesaikan kuliah karena takut beban moral soal kerja ini. Setelah kuliah banyak yang berharap menjadi pegawai negeri ketimbang menciptakan lapangan kerja lalu mengajak beberapa orang lain untuk menjadi pekerja sehingga ini akan mengurangi beban negara.

Menjadi sarjana itu penting, setelah lulus lalu berfikir cerdas membuat sebuah gebrakan baru untuk membangun negara yang lebih baik lagi. Jika setelah menjadi sarjana yang diagungkan hanya titel maka lahirnya pengangguran berijazah tidak dapat terelakkan. Kualitas diri terus diperbaiki sehingga tidak menjadi beban bagi negara dan mandiri sehingga seperti janji pendidikan akan memperbaiki kehidupan benar-benar terwujud.

Selamat datang di dunia baru, sarjana muda semoga bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa dan tidak menambah angka pengangguran berijazah serta hanya membanggakan title sarjana yang telah ada. Semoga selalu ada solusi yang datang setiap sarjana yang diwisudakan. (Nita Juniarti, Mahasiswi UIN Banda Aceh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *