AKBP Untung Sangaji
Dari Pedagang Keliling Hingga Jadi Pemburu Teroris dan Penertib Waria di Aceh Utara

AcehNews.net – Nama Untung Sangaji melejit menghiasi Headline judul berita media massa lokal maupun nasional di Aceh serta tanah air. Setelah Kapolres Aceh Utara ini menertibkan belasan Wanita Setengah Pria (Waria) di Kabupaten Aceh Utara beberapa waktu lalu yang mendapat banyak dukungan dari masyarakat Aceh.

Dukungan itu terus mengalir apalagi saat polisi berpangkat AKBP ini harus menjalani pemeriksaan di Propam atas tuduhan tindakan yang diduga melanggar Hak Asasi Manusia tersebut dan campur tangan Kapolri yang diduga mengintervensi syariat Islam di Aceh.

Lelaki berotot yang mendapat dukungan dari masyarakat Aceh atas tindakan penertiban Waria yang dilakukan pasukan yang dipimpinya itu bernama lengkap, AKBP Achmad Untung Surianata atau yang lebih dikenal disapa Untung Sangaji.

Untung dulu merupakan sesosok polisi yang dikenal pada tragedi bom Sarinah di Jakarta pada 2016. Nama Untung melejit karena aksi nekatnya menembak 2 teroris yang gencar melakukan aksi penembakan dan bom bunuh diri.

Pria dikenal sangat disiplin ini, merupakan anak dari Alm. Peltu H. Muhammad Hendro dan seorang ibu yang bernama Hj. Siti Rohani. Untung lahir di Ambon pada 06 Juni 1965. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini, mulai hidup mandiri dengan berjualan kue dan es lilin semenjak duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar. Siapa sangka anak seusia Untung saat itu lebih memilih menghabiskan waktu membantu kedua orangtua berjualan dari pada bermain dengan teman-temannya.

Sosok ayahnya yang berlatar belakang militer tersebut membuat Untung tak berbeda jauh dengan ayahnya, Untung mulai menggeluti beladiri Tapak Merah yang menjadi basic dari keahliannya. Tak kalah dengan Ayah, sang ibu juga mempunyai peran yang sangat penting dalam karir dan hidup Untung. Selain mengajarinya memasak dan menghasilkan uang sendiri, sang ibu juga selalu mengingatkan agar Untung menjaga dirinya sendiri untuk menghargai perjuangan orangtuanya.

“Kamu itu buah cinta kami, kalau kamu menghargai semua usaha kami maka kamu harus menjaga dirimu agar tidak membuat kami sedih,” begitu cerita Untung mengenang kata-kata ibundanya, saat melihat putra Ambon ini, pulang dengan kondisi babak-belur saat kalah dalam bertarung ketika menjajakan dagangannya berkeliling.

Mulai kelas 1 SMP Untung mulai fokus beladiri dan mempunyai penghasilan yang lumayan, dirinya pun membeli tas sekolah untuknya dan teman-teman kelasnya yang berasal dari keluarga kurang mampu. Untung tidak segan-segan menggunakan uang hasil jerih payahnya berjualan untuk mentraktir teman-teman kelasnya dengan membelikan mereka tas baru. Tidak hanya itu, saat berjualanpun Untung dikenal sebagai sosok yang loyal, tidak terlalu berfikir soal laba dan rugi, yang Untung fikirkan dagangannya laku terjual dan pelanggannya bertambah.

“Kalau saya jual roti, beli lima gratis satu, begitu juga kelipatannya. Jadi pembeli merasa senang dan akan terus menjadi pelanggan saya. Tidak hanya roti, saat berjualan kacang atau ikan juga begitu. Bahkan untuk langganan tetap kadang saya potong rapi dan saya antarkan ke rumah ikan pesanan mereka,” tutur Untung remaja yang melakoni berbagai macam pekerjaan ketika itu.

Sebelum mengenakan seragam gagah kepolisian Republik Indonesia, seperti saat ini, Untung sebelumnya sempat menjadi mahasiswa di Universitas Pattimura di tanah kelahirannya. Beberapa keahlian yang mencolok mulai terlihat saat dirinya menjadi anggota Resimen Mahasiswa (Menwa), keahlian yang tak biasa tersebut adalah merakit bom dan bela diri Tapak Merah yang ia kuasai semenjak kecil.

Pemerintahpun sangat tertarik melihat Untung dengan berbagai keahliannya, tepat 08 Mei 1995 Untung diminta bergabung dengan Polri dan menyandang pangkat IPDA. Perkembangan karir Untung juga sangat luar biasa, dengan riwayat jabatan :

1. 1996 – 1998 DANOPS KAPAL TYPE B SATROL PANSU

2. 1998 – 2001 PANIT SATHAR SIBDIT POLAIR

3. 2001 – 2001 PAUR SUBBAG BINILATSAR BAGOPS DITPOLAIRRUD POLRI

4. 2002 – 2003 PAMA POLDA METRO JAYA

5. 2003 PENYIDIK UNIT III JATANRAS SAT III UM DITPERS PMJ

6. 2003 DAN WALPRI / PAMA SPRIPIM PMJ

7. 2004 PAMA DIT INTELKAM PMJ

8. 1 DESEMBER 2004 PAMA BARESKRIM POLRI

9. 15 JANUARI 2005 PANIT MUDA SUBDEN PENINDAK DENSUS 88/AT BARESKRIM POLRI

10. 17 MARET 2007 PENYIDIK MADYA UNIT IV DIT I/KAM DAN TRANNAS BARESKRIM POLRI

11. 2011 – 2012 KASUBDIT FASARKAN POLDA ACEH

12. 2012 – 2016 PAMEN PUSDIK POLAIR LEMDIKPOL

13. 2017 – SEKARANG (2018) KAPOLRES ACEH UTARA

Untung juga mahir sabotase dan handak, penyusupan, dan menembak, pelatih Selam Polri dan SAR Laut, dan instruktur adventure. Selain itu pada 1997 dirinya pernah bertugas oprasional laut Indonesia-Singapura dan 1998 Malaysia-Indonesia.

Berbagai penghargaan juga telah diperoleh dari prestasi yang dia lakukan, antaranya:

1. Pada 20 Januari 2016 penghargaan dari Concern Strategic Tank atas jasanya membantu program Concern dari tugas Polri

2. Pada 20 Januari 2016 Penghargaan dari Universitas Bhayangkara atas penindakan pelaku Bom Thamrin

3. Pada 24 Januari 2016 PIN Emas dari Kapolri atas keberhasilan melumpuhkan pelaku terror Bom Thamrin

4. Pada 24 Januari 2016 Penghargaan dari Hendropriyono Consulting Stratigic atas kecepatan bertindak dalam menangani pelaku terror Bom Thamrin.

Sangat disayangkan tragedi Bom Sarinah yang mempertaruhkan nyawa, Untung sama sekali tidak mendapatkan penghargaan apapun.

Saat mendengar suara dentuman bom yang terfikir oleh Untung ketika itu hanyalah menyelamatkan masyarakat, terlebih setelah keluar dari sebuah gerai kopi Untung melihat rekan polisinya telah tewas tergeletak di pos lantas karena bom bunuh diri ketika itu. Spontan Untung mencari sumber ledakan dan teroris lainnya yang ketika itu dilihat sedang membuat bom yang lebih besar. Bidikan tepatpun langsung ia tembakan yang membuat 2 orang teroris tewas ditempat.

Beranjak pindah ke Aceh Utara karena panggilan dari Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, hingga kini Untung menjabat menjadi Kapolres Aceh Utara yang membuat banyak gebrakan terutama soal narkotika yang marak beredar di wilayah hukum Aceh Utara. Narkotika baginya merupakan musuh utama, karena Untung tidak pernah terima kalau masyarakat dan generasi penerus bodoh dan rusak akibat benda haram itu.

Tidak hanya itu, gebrakan terbaru yang dilakukan Untung adalah menertibkan para waria yang umumnya ada di setiap kota. Waria yang mulai menyimpang dan meresahkan masyarakat itu diamankan oleh Untung dan dibina agar menjadi pria seutuhnya. Akibat tindakan tersebut Untung dipanggil dan diperiksa oleh Propam selayaknya orang yang bersalah.

Secara pribadi Untung kecewa terhadap keadaan ini, kenapa saat menegakkan aturan Islam di Serambi Mekkah malah ada pihak yang tidak suka. Akibatnya banyak kecaman dan aksi pembelaan terhadap Untung yang dilakukan oleh umat Islam di beberapa daerah seperti Aceh Utara dan Banda Aceh.

“Ini tanah rencong, bukan tanah bencong. Nenek moyang kita dari zaman dulu tidak ada yang bencong, dan kalau laki-laki maupun perempuan saat wafat itu ada doanya, kalau bencong gimana doanya,” jelas Untung saat menjelaskan kepada AcehNews.net di Lhoksukon, 10 Januari 2018.

Untung Sangadji merupakan polisi pertama di Indonesia yang dibela oleh masyarakat, ribuan masyarakat mendukung tindakan Kapolres Aceh Utara yang terkenal berjiwa sosial ini. Mereka tidak terima dengan proses pemeriksaan yang harus dijalani oleh Untung layaknya seorang penjahat. (Vanny)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *