Budaya Peurateb Digaungkan di Sosialisasi KIE Kreatif BkkbN

LHOKSEUMAWE | AcehNews.net – Budaya peurateb (nyanyian dengan nasehat-nasehat agama kepada anak saat diayunan) digaungkan kembali di Sosialisasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Kreatif Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) digelar di Provinsi Aceh.

Terlihat para orangtua yang hadir pada kegiatan tersebut antusias ikut bersama-sama meurateb di depan 200 peserta. Anggota Komisi IX DPR RI Dapil II, Tgk Khaidir Abdurrahman S.P pada kesempatan itu meminta kepada peserta agar membudayakan kembali peurateb (nyanyian saat menganyun anak dengan nasehat-nasehat agama).

“Saat ini peurateb saat mengayun anak sudah jarang dilakukan para orangtua. Padahal peurateb bukan hal baru bagi masyarakat Aceh,” kata Tgk Khaidir, Selasa (07/11/2017) di Kota Lhokseumawe.

Kegiatan Sosialisasi KIE Kreatif ini kerjasama BkkbN dengan Komisi IX DPR RI berlansung di Kota Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen, dan Aceh Timur. Pada kegiatan ini banyak menonjolkan fungsi agama, cinta kasih, dan fungsi sosial budaya yang disesuaikan dengan kearifan lokal Aceh yang bersyariat Islam.

Turut hadir anggota Komisi IX DPR RI, Tgk Khaidir Abdurrahman, S.IP, Kabid Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (ADPIN), Faridah SE beserta Kasubbid Advokasi, Efiyanti SH Perwakilan BkkbN Provinsi Aceh, camat, Forkompimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, keuchik, dan perangkat gampong.

Tgk Khaidir mengatakan, perlu menanamkan pendidikan agama sejak janin di dalam kandungan. Sehingga terwujudnya keluarga berkualitas, sejahatera, dan Sakinah Mawaddah Wa Rahmah.

Lanjutnya, sejak usia kehamilan 4 bulan, janin sudah mulai bisa merespon suara dan gerakan. Suara zikir dan lantunan ayat-ayat Alquran sebaiknya sering diperdengarkan karena dapat merangsang perkembangan otak.

“Setelah bayi lahir baiknya memberi ASI ekslusif selama enam bulan dan memberi ASI lengkap selama dua tahun. Nabi Muhammad juga diberi ASI selama dua tahun dan tiga bulan,” pesan Tgk Khaidir.

Kabid ADPIN, Faridah mengatakan, program BkkbN bukan bicara pada jumlah anak tetapi bagaimana menjadikan anak berkualitas dan berkarakter.

“Bicara program KB maka adalah bagaimana merencanakan keluarga sejahtera. Bukan membatasi jumlah anak. Tetapi mengatur jarak kelahiran sehingga ibu sehat dan anak berkualitas,” jelas Faridah.

Pada kesempatan itu Faridah juga meminta, agar penggunaan dana desa bisa diperuntukan untuk meningkatkan kualitas masyarakat melalui 8 fungsi keluarga. Sebut Faridah yaitu, fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosial dan pendidikan, ekonomi, dan fungsi lingkungan.

Sementara itu Camat Julok, Zainuddin pada kesempatam yang berbeda mengatakan, apa yang dilakukan BkkbN dan Komisi IX sudah terwujud. Oleh kedepan dia meminta, keberadaan program-program BkkbN mendapatkan dukungan prioritas dari masyarakat. “Kita perlu mengambil sikap program KKBPK disesuai dengan kearifan lokal,” pungkasnya. (Saniah LS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *