Berwisata dengan Gajah di Mane Pidie

Anda hanya perlu menyiapkan mental untuk bertualang besama Hasballah dengan kegiatan yang akan memicu  adrenalin ini, berwisata dengan gajah (elephant jungle tracking) di Mane. Anda hanya perlu membayar paket seharga Rp350 ribu per orang, menunggangi gajah selama dua jam.

Menggunakan mobil dan atau sepeda motor dari Banda Aceh dengan menempuh jarak sejauh 112 Kilometer dan sisanya 80 Kilometer lagi dengan medan jalan berkelok dan berbukit  kami tiba di Camp CRU yang berlokasi di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie.

Convervation Respons Unit (CRU) merupakan camp yang terdapat di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie. Camp ini tidak hanya peningkatan ekonomi masyarakat, tetapi warga juga dilatih untuk mitigasi konflik, patroli, dan monitoring.

“Wisatawan yang datang ke mari biasanya menghabiskan waktu sedikitnya tiga hari untuk melakukan tracking dan bermain bersama gajah,” jelas Hasballah kepada Aceh Tourism beberapa waktu lalu.

Dia juga menambahkan kalau di Camp CRU juga kerap kedatangan siswa sekolah untuk pendidikan lingkungan tentang satwa gajah, air, dan hutan.

Nah Jika Anda tertarik berwisata ke tempat ini, Anda bisa menghubungi Hasballah di nomor +62 812 69311337. Kemudian Hasballah akan menjemput Anda dari Kota Banda Aceh dengan mobil operasionalnya.

Memulai Tracking

Pagi itu, saya melihat kabut yang berarak menyelimuti perbukitan yang memeluk sawah dan ladang. Daun padi menguning berpucuk embun perlahan mengaliri batang, lalu ke akar. Aliran sungai seakan membelah hamparan sawah dan menyejukkan kaki saya saat menyeberang sungai menuju ke ladang mereka. Di kaki bukit itu, saya melihat kebun warga langsung berbatasan dengan hutan lindung.

Lima ekor gajah sudah tepasang haudah atau pelana, siap berangkat dari camp untuk mandi pagi sebagai ritual sebelum beraktifitas. Warga yang melintas kadang berhenti menyaksikan pada pawang menyiapkan gajah untuk dimandikan. Seorang anak balita bertengger di atas bahu ayahnya memandang girang pada gajah kecil di pekarangan camp.

Gajah sudah dipersiapkan pawang, namun sebelum berangkat pawang gajah harus memandikan kelima gajah terlebih dahulu. Selesai memandikan gajah, kami pun segera berangkat dengan membawa beberapa wisatawan asal Australia yang telah bersiap untuk melakukan tracking dengan gajah hari ini.

Seorang wisatawan sibuk memotret mengabadikan tingkah si Basri, gajah kecil. Sementara pawang mengarahkan gajah untuk bergerak ke arah sungai. Sesekali berpapasan dengan warga yang menuju ke sawah. Kami melepawati kebun yang berpagar di setiap kebun terdapat pondok dan rumah kecil. Terkadang warga menginap di kebunnya.

“Dulu kami masih tinggal di sini, karena konflik kami terpaksa meninggalkan sawah dan kebun kami,” ujar Norman, seorang ranger yang membawa kami tracking. Ia salah satu warga yang dilatih oleh lembaga  lingkungan untuk menjadi ranger. Padahal ia dulu seorang pemburu rusa, kini ia bertugas menjaga hutan dan satwa di permukimannya.

Setiba di sungai, para pawang gajah masing-masing memandikan gajah mereka. Wisatawan asing ini menyikat kulit gajah yang merebahkan badannya di dalam sungai yang tak dalam. Beberapa warga menonton gajah mandi dari atas kabel baja yang berfungsi sebagai jembatan untuk menyeberangi sungai.

Kemudian wisatawan akan diajak mengelilingi hutan hujan tropis Mane yang teduh dan basah. Sesekali pawang berhenti di tepi sungai untuk mencari batu cincin di sungai. Sedangkan wisatawan terlihat asyik menikmati kopi gayo yang dibuat pawang gajah.

Ohya, jika Anda kurang puas menikmati alam dengan menunggang gajah, Anda dapat menginap semalam lagi di camp atau membangun tenda di tepi sungai bersama pawang sambil menikmati ikan bakar hasil tangkapan ranger.

Keesokan hari Anda dapat menikmati arung jeram di sungai Mane dengan grad 3 +. Perahu karet akan membawa Anda menikmati keindahan alam perbukitan, sawah dan masyarakat yang sedang beraktivitas. (acehtourism.info)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *