Berbisnis Sambil Berdakwa Ala Ika Puspita Yuda

AcehNews.net|MEDAN-Berbisnis tidak hanya bicara keuntungan semata. Namun, juga bisa menjadi ladang dakwah. Inilah yang dimaknai Ika Puspita Yuda, owner Touko Parfum, Medan. Perempuan kelahiran Medan, 21 Okober 1987 ini menerapkan aturan yang tak biasa dalam menjalankan usahanya.

Sejak dua tahun membuka toko, Ika tidak sembarang merekrut karyawan yang membantunya sehari-hari. Ketika membuka lowongan kerja, syarat utama dalam wawancara yang harus dipenuhi para pelamar adalah perempuan yang mau menutup aurat, shalat lima waktu. Nah, jika lolos bagian tersebut, maka tidak serta merta diterima.

Syarat berikutnya sang pelamar harus bersedia memenuhi untuk shalat dhuha setiap hari, sedekah minimal Rp1.000 sehari, membaca Al Qur’an satu juz per hari, memakai pakaian syari serta setiap minggu mengikuti kelas tahsin dan pendalaman ilmu agama yang diadakan di toko.

“Karyawan diajarkan bukan hanya mencari rezeki ketika bekerja di Touko Parfum tapi juga mencari ridho Allah,” kata Ika.

Konsep Touko Parfum yang dijalaninya sekarang memang berbeda dengan toko lain, karena dia menjadikan bisnis sebagai ladang dakwah. “Sehingga peraturan yang saya buat sesuai dengan syariat Islam,” lanjutnya.

Saat ini, usahanya memiliki sembilan karyawan sebagai customer service, satu orang sebagai pengelola web, dan sosial media Touko Parfum, satu orang ustadzah guru ngaji karyawan dan satu lagi bagian desain keperluan toko.

“Jadi total ada 12 orang,” ujar alumni S1 Fisip Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) ini.

Dengan, aturan tersebut perkembangan usaha berjalan baik. “Alhamdulillah sudah ada dua toko baru sehingga sudah ada tiga toko di Medan, di Jalan AR Hakim, Jalan Denai, dan Jalan Pengabdian Bandarsetia,” ucapnya.

Ika berharap ke depan, usahanya menjadi pelopor toko parfum syariah. “Menjadikan karyawan tidak hanya sekadar menjadi uang tapi dengan bekerja juga menjadikan pribadi yang lebih baik. Menjadikan Allah sebagai tujuan hidup. Semoga terus berkembang agar bisa berdakwah dan syiar agama melalui bisnis ini,” ungkapnya.

Nah, mengemban pemikiran pentingnya dakwah bukan hal mudah bagi Ika-sapaan akrabnya. Dirinya telah melalui berbagai momen penting kehidupan. Setelah tamat SMA, Ika mengaku tak sulit mencari kerja, parasnya yang lumayan membuatnya pernah meniti karir sebagai SPG juga pelayan dengan pakaian minim yang membuka aurat. Dia juga pernah menjadi penyiar radio, bahkan tamat kuliah juga sempat merasakan jadi jurnalis.

“Terakhir terjebak di dunia marketing investasi dan marketing asuransi. Dari marketing itulah saya mulai merasakan punya uang banyak. Karena penghasilan dari marketing enggak terbatas. Sampai puluhan juta per bulan, sehingga bisa merasakan jalan-jalan keluar negeri dan umrah dua kali pakai uang sendiri dan berhasil buka toko sendiri,” bebernya.

Perempuan yang sedang hamil anak kedua ini mengaku Allah sangat sayang kepadanya. Hingga merangkulnya di momen penting. Tepatnya, saat dirinya menjalani umrah kedua akhir Desember 2013 sampai awal Januari 2014.

Dia menyebutkan Allah memberinya hidayah yang sangat luar biasa. Di hari akhirnya di Mekah, Ika selesai shalat tahajud di Masjidil Haram tiba-tiba ingin baca Al Qur’an. “Padahal kalau diingat ingat sudah lama kali enggak pernah baca Al Qu’ran,” kenangnya.

Begitu buka kitab Allah, dirinya asal buka halaman. Tapi, Allah kasih petunjuk. “Saya buka acak, tapi Allah perlihatkan surat fathir surah ke-29 yang artinya sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitabAllah, melaksanakan shalat, menginfakkan sebahagian rezekinya baik secara sembunyi atau terang-terangan, maka sesunguhnya berharap perdagangan tidak akan rugi,” ungkapnya.

Di surah itulah, Ika merasa ditampar sama Allah. “Karena pada saat itu, mungkin sudah bertahun enggak pernh baca al quran,” timpalnya.

Pulang umrah, dirinya seperti dibimbing. Termasuk jalannya untuk bisa rutin baca Alquran. Ada seorang temannya yang mengajaknya ikut komunitas one day one juz (ODOJ). Tanpa nyana, keanehan terjadi. Ika mengaku beberapa hari rutin baca Al Qur’an satu hari satu juz, tiba-tiba semangatnya untuk bekerja di asuransi hilang dan dia memutuskan berhenti.

“Awal mula resain, orang tua enggak setuju, karena waktu masih kerja marketing asuransi penghasilan luar biasa. Tapi karena tekad yang bulat, orang tua enggak bisa berkata apa-apa,” tegasnya.

Mulai merintis karir membuka Touko Parfum, Ika tak menemui banyak kendala. Dia menyebut Allah membuka jalan. Termasuk terjun ke dalam dakwah. “Saya mulai rindu untuk mencari tempat kajian Islam, lalu Allah pertemukan dengan orang-orang saleh, saleha dengan saya bergabung di kepengurusan ODOJ. Mulai tekun belajar agama, hingga akhirnya menutup aurat seperti ini,” pungkas warga Pasar V Tembung ini. (nina)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *