Pasca Kematian Suryani dan Bayinya,
Belasan Ibu-Ibu Demo, Desak Gubernur Copot Direktur RSIA

AcehNews.net|BANDA ACEH – Solidaritas Perempuan Anti Korupsi Aceh (SPAK-Aceh) mendesak Gubernur Aceh Zaini Abdullah untuk segera mencopot direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Banda Aceh, pasca meninggalnya Suryani binti Abdul Wahab dan bayinya saat proses bersalin karena diduga ditelantarkan pihak rumah sakit “plat merah” tersebut.

Belasan kaum ibu-ibu yang mengatasnamakan dirinya SPAK-Aceh dalam aksi unjuk rasa di Halaman Rumah Sakit Ibu dan Anak, Jum’at (01/04/2016) di Banda Aceh. Aksi itu mendapatkan pengawalan ketat dari pihak Kepolisian setempat.

Dalam aksi yang dimulai sekira pukul 10.00 WIB itu para pendemo membawa sejumlah poster yang antaranya bertuliskan “Pak Gubernur Tunggu Apalagi Copot Direktur RSIA, Suryani Harus Menjadi Catatan Terakhir Buruknya Pelayanan RSIA”.

“Kami meminta Bapak Gubernur untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja yang dilakukan RSIA dan memberikan sanksi tegas terhadap para dokter dan staf yang bertanggungjawab dalam rumah sakit tersebut,” kata Koordinasi Aksi Yulindawati, dalam orasinya tersebut.

Menurut dia, kejadian seperti ini bukan hanya terjadi kali ini saja, tapi kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi di rumah sakit pemerintah itu. Bahkan, tidak jarang akibat pelayanan yang tidak baik dan optimal dalam mengurus kepentingan publik harus kehilangan nyawa.

“Ini menjadi cacatan buruk dalam sejarah kepemimpinan Zaini-Muzakir,” ujarnya.

Yulindawati mewakili para ibu-ibu di Aceh berharap kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi di rumah sakit milik pemerintah tersebut. Dalam aksi tersebut, Yulindawati dan kawan-kawan meminta agar gubernur harus segera mencopot direktur RSIA.

“Kami menduga pelayanan yang tidak maksimal dikarenakan tidak ada keharmonisan antara Direktur RSIA dengan dokter, pegawai, dan tenaga penunjang rumah sakit tersebut,” ujarnya lagi.

Apalagi, katanya, sebelumnya pegawai, perawat, dokter dan tenaga penunjang perna melakukan aksi unjukrasa menuntut membayar dana intensif.

“Untuk itu, kami meminta gubernur tidak perlu menunggu waktu lama dalam mengambil tindakan. Gubernur harus segera mencopot Direktur RSIA selaku pemimpin dan orang yang bertanggungjawab dalam rumah sakit Ibu dan Anak,” kata Yulindawati.

Selain itu,  kata Yulindawati, gubernur juga harus berani mencopot pihak-pihak yang diduga bertanggungjawab terhadap orang-orang yang terlibat dalam pelayanan RSIA. Karena menurut dia, ini bagian dari upaya menegakkan disiplin para petugas rumah sakit baik dokter, staf, dan juga direktur.

Setelah melakukan orasi di depan halaman Rumah Sakit Ibu dan Anak, massa melanjutkan aksinya ke Dinas Kesehatan Provinsi Aceh untuk menuntut tuntutan yang sama. (agus)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *