Beberapa Fakta Tentang Pesawat Tempur Rafale Milik Perancis

BANDA ACEH | AcehNews.net – Tau kah Anda, kalau tujuh pesawat tempur milik Angkatan Laut Perancis jenis Rafale yang membawa peluru kendali dan mendarat darurat pada Sabtu siang (18/5/2019) di Lanud SIM, Aceh Besar karena alasan cuaca ternyata bukan sembarangan pesawat tempur.

Menurut Wikipedia, Rafale adalah pesawat tempur serbaguna generasi ke-4.5, bermesin dua, dan bersayap delta. Pesawat tempur asal Perancis ini dibuat oleh Dassault Aviation. Rafale dirancang sebagai pesawat berpangkalan di daratan maupun di kapal induk.

Rafale juga adalah wujud dari program standardisasi ambisius Militer Prancis untuk visi 2025-2030, yakni sebagai pengganti lima pesawat yang bertugas di Angkatan Udara Perancis dan Angkatan Laut Perancis. Rafale dapat diperlengkapi dengan senjata nuklir. Selain untuk digunakan di negara asalnya, pesawat ini juga dijual untuk kebutuhan ekspor.

Meskipun demikian, beberapa negara menyatakan minatnya untuk memiliki Rafale, namun belum ada nota resmi pemesanan lintas-negara yang disepakati.

Program pesawat Rafale terdiri dari tiga versi pesawat tempur mesin-kembar, multi-peran. Rafale C, versi satu-tempat duduk, sedangkan Rafale B dan M, versi dua-tempat duduk. Rafale M versi AL (kapal induk). Tiga versi pesawat tempur ini dilengkapi dengan mesin, sistem tempur dan navigasi, sistem managemen pesawat dan sistem kontrol penerbangan yang sama.

Semua versi Rafale, semua pesawat tempur dapat melakukan semua tipe misi dari penyerangan daratan sampai superioritas udara.

Nah, untuk Anda ketahui, pesawat produksi pertama Rafale B1 terbang untuk pertama kalinya pada 4 Desember 1998 dan telah dikirim ke Angkatan Udara Perancis. Pesanan Pemerintah Perancis yang sekarang mencapai 61 pesawat dikirim dari 1998 sampai 2005. Total pesanan untuk Perancis, AU dan AL Perancis adalah 294 pesawat.

Rafale dibuat mengikuti Demonstrator Rafale A secara langsung, ketiga versi Rafale mempertahankan kualitasnya yang dibuktikan dalam penerbangan: 70 knot, 9g/-3.6g, sudut penyerangan maksimum 32 derajat, serta jarak take-off dan pendaratan kurang dari 400 meter. Kualitas ini diperoleh dari konsep aerodinamis “delta-canard” yang dikombinasikan dengan sayap delta dan sebuah “foreplane” aktif yang diletakkan secara tepat di hubungan sayap untuk mengoptimalkan efisiensi dan kontrol stabilitas aerodinamis tanpa menghalangi pandangan pilot.

Lebih dari itu, tahu kah Anda, kalau bentuk dan material pesawat Rafale diseleksi secara berlanjut untuk meminimalisasi deteksi sensor elektromagnetis dan inframerah.

Rafale C adalah pesawat tempur multi-peran dengan sebuah sistem nafigasi dan persenjataan terintegrasi secara penuh, memakai teknologi termutakhir dam mampu melakukan performa luar biasa pada target misi udara-ke-udara dan udara-ke-tanah/permukaan jauh di belakang garis musuh.

Pesawat dua-tempat duduk Rafale B mempertahankan hampir seluruh kemampuan dan fitur Rafale C. Rafale B mampu melakukan misi apapun dengan satu pilot ataupun dua awak yang terdiri dua pilot atau satu pilot dan satu operator sistem senjata.

Rafale M adalah versi kapal induk dengan kemampuan dan fitur yang sama dengan kedua versi lainnya. Perbedaannya hanya pada airframe yang disesuaikan dengan kebutuhan operasi di kapal induk.

Jadi, dari informasi dari Wikipedia, tujuh pesawat temput jenis Rafale milik Angkatan Laut Peranci yang mendarat darurat di Lanud SIM, Blang Bintang, Aceh Besar Sabtu lalu (18/5/2019) karena cuaca burut versi Rafale M dengan dua tempat duduk. (sumber: Wikipedia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *