Bahaya Laten Pornografi Disosilisasikan di Banda Aceh

AcehNews|BANDA ACEH – Kantor Pemberdayaan Perempuan dan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Aceh mengadakan acara “Sosialisasi dan Edukasi Fenomena Pornografi serta Pencegahan dan Penanganannya” di Wisma Permata Hati Kuta Alam, Senin (18/07/2016).

Acara ini dibuka oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan Walikota Banda Aceh, Ir Syukri, M.Si mewakili Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE.

Dalam sambutannya Walikota mengatakan, Pemko Banda Aceh sangat mengapresiasi acara ini, karena fenomena pornografi telah menyerang seluruh lapisan masyarakat mulai dari kelas bawah, kelas menengah  dan kelas atas. Hal ini tidak terlepas dari mudahnya mengakses konten pornografi.

Illiza mengatakan, pornografi menjadi faktor paling dominan munculnya kekerasan seksual di Indonesia umumnya dan Aceh khususnya. Fenomena tersebut, menurut Illiza, sangat mengkhawatirkan, meski Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menghapus dan memblokir sekitar 750 ribu situs porno.

“Dahsyatnya revolusi teknologi informasi, kalangan generasi muda masih dapat mengakses berbagai situs yang mengandung konten pornografi,” ungkap Illiza.

Walikota Banda Aceh melalui pidato yang dibacakan staf ahlinya itu, meminta agar semua komponen masyarakat bahu membahu bersama Pemko Banda Aceh terus melakukan upaya sosialisasi tersebut sehingga penanganan serta pencegahan dini bisa dilakukan.

“Ini penting dilakukan mengingat semakin mudahnya mengakses situs pornografi melalui internet,” tegasnya.

Illiza mengatakan, Pornografi merupakan penyakit sosial yang dapat menyebabkan dekadensi moral disertai terkikisnya norma-norma kesusilaan. Pornografi dapat membuat seseorang berprilaku seksual menyimpang dan mendorong tindak kekerasan serta kecanduan.

Ia melanjutkan, melalui sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat, terutama para remaja dan pelajar. Salah satu cara yang efektif dalam mengantisipasi fenomena tersebut adalah edukasi kepada kalangan generasi muda mengenai kelebihan dan kekurangan teknologi informasi.

“Anak-anak kita harus disadarkan bahwa internet bisa bikin pintar, namun juga bisa bikin celaka. Peran masyarakat sangat penting. Maka perlu kiranya  kita memahami dengan benar faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena ini. Penerapan budaya `amar ma’ruf nahi mungkar` di tengah-tengah masyarakat pun akan menentukan pula sehat tidaknya sebuah masyarakat,” kata Walikota.

Kepala BP3A Provinsi Aceh, Dahlia M.Ag, mengatakan pornografi merupakan penghancur akhlak dan merusak eksistensi manusia di muka bumi sebagai makhluk diciptakan dalam keadaan suci.

Dahlia mengatakan, fenomena pornografi telah menjadikan anak dan perempuan menjadi korban, hal ini dapat mengancam kehidupan berbangsa, sedangkan bangsa ini telah susah payah dibangun dirusak oleh fenomena tersebut. Oleh karena itu ia berharap semua elemen masyarakat berkerjasama dan berperan aktif dalam mencegah, mengawasi, hingga menangani fenomena ini.

“Pornografi adalah penyakit dan di atas segala penyakit. BP3A sangat serius menangani ini untuk menimalisir, bahkan kalau bisa hingga terhapuskan. Jika tidak serius, maka akan merusak generasi. Selama ini kita hanya memandang pembangunan fisik, sedangkan moral terbaikan. Kita juga berharap pemerintah daerah dapat melahirkan Perwal/Perbup tentang ini,” kata Dahlia.

Acara ini dihadiri oleh masyarakat, tokoh, ulama, dan instansi pemerintahan yang ada di lingkungan Kota Banda Aceh. (zoel m)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *