Afrida, Si Pembuat Apam

Tangannya begitu lihai dalam meracik dan membuat salah satu makanan tradisional Aceh. Gumpalan asap yang berasal dari kumpulan batok kelapa yang terlebih dahulu dibakar terus mengelilinya. Namun begitu, raut wajahnya terus terlihat bersemangat saat mengaduk bahan makanan khas orang Aceh ini.

Ia adalah Ibu Afrida (30), salah seorang pembuat Apam makanan khas Aceh. Puluhan pengunjung yang hadir pada Acara Khanduri Apam,  yang diselenggarakan oleh Dinas Kebdayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh. siap untuk merasakan  hidangan Apam yang dibuat olehnya.

Apam merupakan salah satu makanan tradisional Aceh. bahkan menjadi tradisi tahunan masyarakat Aceh pada saat bulan rajab. Bukan hanya itu, disebahagian wilayah yang ada di Aceh, Apam ini juga dimasak untuk memperingati setiap warga yang meninggal dunia dan acara gampoeng.

Apam terbuat dari tepung beras yang di aduk dengan santan dan sedikit air hangat,  kemudian baru dituangkan kedalam cudu (Periuk tanah tempat memasak Apam). Dan dimasak atas bara api dari batok kelapa. Penganan tradisional Aceh ini memang dimasak atas kayu, agar mempunyai bahu khas seperti bahu bangau. Dengan waktu cukup sekitar satu menit, Apam pun siap untuk dihidangkan. Tutur Afrida, saat ditemui AcehNews.net, Senin (8/6/2015) di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.

Afrida merupakan sebahagian dari ibu-ibu pembuat Apam yang mengikuti acara khanduri Apam. ia mengaku sudah delapan tahun menekuni pembuatan Apam ini. Katanya, setiap pembuatan Apam harus diaduk hingga merata, jangan terlalu kental dan encer. Karena akan keras apabila salah diaduk, sehingga tidak terasa gurih dan berpengaruh pada rasa.

Disamping itu ketua komunitas Peusaba, Mawardi Usman,  yang menjadi panitia pelaksana kegiatan, pada AcehNews.Net menerangkan, Apam merupakan masakan wajib saat bulan Ra’jab. Apam merupakan salah satu dari 154 macam makanan khas yang ada di Aceh.

Dengan diadakannya kegiatan seperti ini, membuat masyarakat terus bisa menjaga makanan khas tradisinoal dan juga untuk memperkenalkan kepada anak-anak muda sehingga lebih mencintai dan mengenalkan makanan khas Aceh. “Dengan adanya kegiatan seperti ini,  kita juga bisa melestarikan terus makanan khas daerah Aceh sediri,” tutupnya. (zuhri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *