ACT Ajak Gubernur Aceh Kolaborasi Program Kemanusiaan

BANDA ACEH | AcehNews. Net – Membangun Aceh perlu melibatkan semua lintas sektor, termasuk juga mensukseskan program kemanusiaan yang diusung Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh juga perlu mengikut sertakan dan berkolaborasi dengan pembuat kebijakan di suatu daerah.

Hal inilah yang membuat ACT Aceh melakukan audensi dengan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Meuligoe Gubernur, Selasa, (16/3/2021) di Banda Aceh. Pada pertemuan yang dipimpin Pjs. Kepala Cabang ACT Aceh, Laila Khalida itu, mengajak Pemerintah Aceh membahas dan berkolaborasi program kemanusiaan.

Sebelumnya, Pjs Kepala Cabang ACT Aceh, Laila Khalida menyampaikan, keberadaan pihaknya di Aceh sejauh ini sudah berumur empat tahun. Namun keberadaan ACT sudah ada sejak 2005, karena memang lahir semenjak tsunami Aceh pada 2004 silam.

Selama di Aceh, kata Laila, ACT telah melakoni berbagai program kemanusiaan, baik di bidang kebencanaan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Per tahun 2021 sudah lebih 100 ribu masyarakat Aceh yang kita bantu dalam berbagai program.

“Pada 2021 ini, ACT juga sedang menggencarkan gerakan sedekah pangan sebagai antisipasi permasalahan kelangkaan pangan di masa pandemi Covid-19. Mudah-mudahan hari ini kita bisa mendapatkan dukungan dan informasi terkait apa yang bisa kita kolaborasikan, sehingga ada lebih banyak lagi masyarakat Aceh yang bisa kita sampaikan manfaatnya,” harap Laila.

Dalam kesempatan tersebut, Laila juga menyampaikan agenda besar yang akan dilaksanakan ACT Aceh pada 1 April 2021 mendatang. Pada tanggal tersebut pihaknya akan menggelar acara Wakaf Ekonomi Forum.

“Kami berharap Gubernur Aceh bisa menjadi salah satu pembicara utama atau keynote speaker dalam even kami ini,” ujar Laila.

Menanggapi hal itu, Nova juga bersedia jika ACT Aceh berkolaborasi dengan Pemerintah Aceh untuk membantu masyarakat. Pemerintah Aceh dapat mengarahkan adanya ajuan program kemanusiaan dari ACT untuk dibahas dengan Dinas Sosial Aceh.

“Keberadaan civil society sangat dibutuhkan untuk pembangunan Aceh, salah satunya ACT sendiri,” kata Nova.

Selanjutnya Nova Iriansyah menyebutkan, sejumlah unsur yang memiliki peran penting dalam pembangunan Aceh, selain pemerintah. Sejumlah unsur tersebut antara lain, elemen perguruan tinggi, civil society atau LSM, swasta, dan tokoh masyarakat.

“Lima klaster inilah yang harus kolaboratif,” kata Nova.

Nova juga mengatakan, dalam membangun Aceh, Pemerintah Aceh tidak bisa menerapkan pola satu orang saja, atau dengan kekuatan sentral di top managernya.

“Zaman sekarang itu tak berlaku lagi. Sesuatu hal yang muara akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat, harus dilakukan secara kolaboratif lintas stakeholders,” katanya lagi.

Dalam audiensi yang dilakukan oleh ACT Aceh ini juga turut hadir Plt. Kepala Dinas Sosial Pemerintah Aceh, Devi Riansyah, yang menyambut baik program-program kemanusiaan untuk ummat yang ACT paparkan, seperti Wakaf Ternak Produktif (WTP), Wakaf Sawah Produktif (WSP), dan Lumbung Air Wakaf (LAW), dan program kemanusiaan lainnya. Dimana fokus yang ditekankan oleh ACT adalah pemanfaatan wakaf produktif untuk ekonomi ummat di Aceh. (Echi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *