Bendera Sepanjang 71 Meter Diarak
70 Tahun Warga DesaTerpencil Aceh Timur tidak Pernah Mengikuti Upacara

AcehNews.net|IDI – Sudah 71 tahun Indonesia merdeka, siapa sangka selama 70 tahun, ratusan warga di sebuah desa terpencil di Aceh Timur, Provinsi Aceh belum pernah mengikuti upacara dan baru tahun ini mengikuti upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Terlihat wajah kegembiraan warga Desa Tampor Paluh, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Tamiang, mengikuti upacara HUT Kemerdekaan RI ke-71 tahun. Tidak hanya mengikuti upacara, masyarakat setempat secara bersama-sama membentangkan dan mengarak bendera Merah Putih sepanjang 71 meter.

Selesai upacara, warga terlihat mengarak bendera Merah Putih sepanjang 71 meter sepajang jalan setapak dari perkampungan menuju ke lapangan sekolah Yayasan Anek Merdeka.

Warga desa Tampor Paluh yang ditemui AcehNews.net Rabu kemarin (17/08/2016) mengaku, ini kali pertama masyarakat dan anak sekolah di desa terpencil tersebut mengikuti upacara HUT RI.

Desa Tampor Paluh, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, Provinsi Aceh merupakan sebuah desa terpencil yang dihuni sekitar 450 jiwa. Warga di desa ini serba hidup dengan keterbatasan karena terletak jauh di pedalaman. Jarak ibukota Kabupaten Aceh Timur ke desa cukup jauh yaitu 8 jam perjalanan.

Dua jam melalui jalur sungai dengan menggunakan sampan dan enam jam melalui jalan darat. Perjalanan pun harus ditempuh melewati Kabupaten Aceh Tamiang karena kondisinya yang jauh dan terpencil. Dari pantauan AcehNews.net, Desa Tampor Paluh tak tersentuh pembangunan.

Damrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf. Dedy Agus Purwanto mengatakan, 71 tahun Indonesia merdeka memberi harapan baru bagi anak-anak desa Tampor Paluh yang selama ini tidak bisa meneruskan jejang pendidikan ke tingkat SMA. Anak-anak di sini hanya bisa bersekolah sampai jenjang SMP.  Selain karena ketiadaan biaya dan kondisi desa yang jauh terpencil.

Kini anak-anak desa terpencil di Aceh Timur bisa melanjutkan sekolah mereka ketingkat SMA karena ada bantuan program CSR dari Perusahaan Migas milik BUMN, PT Pertamina EP Field Rantau, berupa pembangunan sekolah dan berbagai peralatan serta prasarana sekolah.

“Anak-anak kita di sini, mereka tidak akan dipungut biaya sekolah karena kondisi perekonomian warga yang masih terpuruk,” kata Kolonel Inf. Dedy Agus Purwanto.

Keuchik Desa Tampor Paluh, Ali mengatakan, sangat berterimakasih kepada TNI dan Pertamina yang sudah mengunjungi desa mereka dengan menempuh waktu yang begitu lama. Kehadiran TNI dan Pertaminan memberi secerca harapan baru bagi anak-anak di desa mereka untuk bisa melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi.

“Kalau dulu anak-anak kami hanya sampai SMP sekolahnya, kini bisa sampai SMA, gratis lagi,” demikian ujar Ali. (viona)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *